Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Diminta Selidiki Asal Uang Rp 5 Juta yang Diberikan kepada Keluarga Asep Sunandar

Kompas.com - 10/10/2016, 19:42 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Advokasi Hak Sipil dan Politik Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Arif Nur Fikri mengatakan, investigasi Komnas HAM terhadap kematian Asep Sunandar dapat diperluas.

Asep merupakan warga Cianjur yang ditembak mati beberapa waktu lalu oleh kepolisian karena diduga melakukan penganiayaan berat.

Sejumlah pihak menilai ada kejanggalan dari kasus penangkapan hingga kematian Asep.

Arif mengatakan, investigasi Komnas HAM dapat menelusuri asal-usul uang yang ingin diberikan kepada keluarga Asep.

"Kasus kekerasan penegak hukum bukan hanya sekali dua kali. Juga uang yang akan diberikan kepada keluarga. Komnas dapat memulai dari hal itu," kata Arif di Komnas HAM, Jakarta, Senin (10/10/2016).

Arif menyebutkan, saat hendak menyalatkan Asep, keluarga diminta menandatangani surat pernyataan dan langsung diberi uang Rp 5 juta.

Salah satu oknum polisi, kata dia, meminta keluarga untuk tidak mengusut lebih jauh kematian Asep.

(Baca: Keluarga Asep Sunandar Laporkan Dugaan Penganiayaan ke Komnas HAM)

Saat melaporkan ke Komnas HAM, pihak keluarga, adik Asep juga menyebut adanya pesan singkat berupa penawaran uang dari Rp 50-100 juta.

Arif juga mempertanyakan kompetensi penyidik Polres Cianjur. Saat menangkap Asep, tidak ada surat penangkapan yang dibawa oleh penyidik.

"Modal pengakuan yang didahulukan daripada bukti," ujar Arif.

Ia berharap, Komnas HAM tidak hanya menempuh jalur admistrasi untuk meminta klarifikasi Polri.

Komnas HAM harus melaporkan setiap setiap laporan kekerasan yang diduga dilakukan oknum kepolisian.

"Kami mau Komnas HAM bisa lebih berkreasi bagaiamana lakukan advokasi tindak lanjut laporan penyiksaan. Tidak hanya meminta keterangan dari pihak keluarga dan mengklarifikasi dari kepolisian," ujar Arif.

Kematian Asep pasca penangkapan pada 10 September 2016 dinilai penuh kejanggalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com