Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Hasil Koordinasi KPK-Kejaksaan Agung dalam Sidang La Nyalla

Kompas.com - 06/10/2016, 09:10 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

Kompas TV KPK Periksa La Nyalla di Kejaksaan Agung

Hampir kalah

Dakwaan jaksa penuntut umum dari Kejati Surabaya kembali diuji saat berkas perkara La Nyalla mulai disidangkan di Pengadilan Tipikor Jakarta.

La Nyalla melalui eksepsinya meminta Majelis Hakim membatalkan surat tuntutan jaksa. La Nyalla dan tim pengacara setidaknya menyampaikan tiga poin keberatan.

Pertama, La Nyalla merasa tidak dapat didakwa dalam perkara korupsi dana hibah Kadin Jawa Timur.

Kedua, La Nyalla tidak dapat ditetapkan sebagai tersangka, karena penetapan dilakukan tanpa diperiksa terlebih dahulu.

Ketiga, penyidikan terkait bantuan dana hibah Kadin Jawa Timur telah dinyatakan tidak sah dalam tiga kali putusan praperadilan.

Pada akhirnya, Majelis Hakim memutuskan menolak nota keberatan La Nyalla dan melanjutkan persidangan pemeriksaan saksi. (Baca: Hakim Putuskan Sidang La Nyalla Tetap Dilanjutkan)

Namun, keputusan tersebut tidak diambil dalam suara bulat.

Dua Majelis Hakim, yakni Ketua Majelis Sumpeno dan anggota Baslin Sinaga menyatakan dissenting opinion, atau pendapat berbeda. Keduanya menilai, eksepsi La Nyalla semestinya diterima.

Koordinasi KPK-Kejaksaan

Koordinasi KPK dan Kejaksaan tidak berhenti dalam tahap penyelidikan dan penyidikan. Kerja sama keduanya berlanjut hingga ke tahap penuntutan.

Persidangan La Nyalla mendapat pemantauan cukup ketat oleh KPK. Tidak tanggung-tanggung, dua kali pimpinan KPK ikut memantau langsung jalannya persidangan La Nyalla di Pengadilan Tipikor.

Dalam persidangan sebelumnya, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menghadiri sidang La Nyalla, saat agenda pembacaan putusan sela.

Kemudian di sidang berikutnya, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif memantau sidang dengan agenda pemeriksaan saksi.

(Baca: Lagi, Pimpinan KPK Hadiri Sidang La Nyalla)

Kehadiran pimpinan KPK cukup menarik perhatian seisi ruang sidang. Selain pimpinan KPK, sejumlah jaksa KPK juga ikut memantau jalannya persidangan.

Syarif mengakui bahwa kasus La Nyalla memiliki kekhususan sehingga dianggap perlu untuk dipantau oleh KPK. Terlebih lagi, penyidikan La Nyalla telah tiga kali diajukan praperadilan dan dimenangkan oleh hakim di  Surabaya, Jawa Timur.

"Kami percaya dengan independensi hakim-hakim yang menyidangkannya. Tapi, pada saat yang sama kami ingin melihat kerja sama yang lebih baik antara Kejaksaan dan KPK," ujar Syarif.

(Baca: Pimpinan KPK Yakin Majelis Hakim Kasus La Nyalla Independen)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com