Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Seksinya" Menteri Desa...

Kompas.com - 07/04/2016, 06:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Reshuffle kabinet belum jelas, tetapi partai politik sudah saling 'gilas'. Kursi Menteri Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal diperebutkan oleh partai pendukung pemerintah.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ribut soal kursi menteri tersebut.

Pengamat politik LIPI Siti Zuhro tidak heran mengapa kursi Menteri Desa yang saat ini diisi oleh politisi PKB Marwan Djafar diperebutkan. Sebab posisi tersebut begitu memikat bagi partai politik.

"Ya, iyalah diperebutkan. Posisi Menteri Desa itu sangat 'seksi'," ujar Siti saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (6/4/2016) malam.

Menurut Siti, ada dua hal mengapa menteri desa begitu 'seksi'. Pertama, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla 'jor-joran' mengalokasikan anggaran bagi desa.

Tahun 2015, setiap desa menerima dana desa rata-rata Rp 300 juta. Sedangkan tahun 2016 setiap desa bisa menerima Rp 700 juta hingga Rp 800 juta. (baca: Menteri Desa: Dana Desa akan Naik Tiap Tahun)

Sehingga, rata-rata per desa menerima Rp 1 miliar hingga Rp 1,2 miliar selama periode dua tahun saja. Apalagi, proses pencairan dana desa tahun 2016 lebih mudah dan cepat dibanding 2015.

Kedua, Menteri Desa memiliki akses ke lebih dari setengah penduduk Indonesia yang tinggal di 74.093 desa. (baca: Menteri Desa Akui Ada Dana Desa Tak Tepat Sasaran)

"Posisi Menteri Desa jelas sangat strategis bagi partai politik karena memang lumbung suara itu, ya di desa. Kasarnya adalah jika si menteri turun memberi dana desa, rakyat akan happy. Kalau happy berpeluang dijadikan konstituen dalam Pemilu. Ujung-ujungnya itu," lanjut Siti.

Siti bukan bermaksud menuduh Menteri Desa kini memanfaatkan jabatan untuk politisasi dana desa. Namun, jabatan itu memang memiliki ruang 'abu-abu' di mana sangat mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan membesarkan partai politik atau sosok tertentu.

"Saya tidak katakan dana desa diambil partai politik, ya. Tapi paling tidak si menteri datang ke desa-desa, berbicara langsung, bersentuhan langsung dengan rakyat. Ini kampanye tanpa bayar. Inilah yang diimpi-impikan partai politik memang," ujar dia.

Siti menilai, hal itu sangat wajar. Namun, harus tetap mengingat dua hal lainnya. Pertama, sang menteri tetap mendistribusikan dana desa secara tepat sasaran tanpa diwarnai 'kongkalikong', apalagi 'patgulipat'.

Kedua, dia berharap gesekan dua partai politik untuk memperebutkan kursi Menteri Desa tidak sampai berpengaruh ke kekompakan sebagai pendukung pemerintah.

"Pak Jokowi sebagai pimpinan tertinggi negara ini saya rasa bertanggungjawab penuh. Jika ada friksi, letupan, sesegera mungkinlah itu diselesaikan agar tidak jadi api dalam sekam dan berbahaya di kemudian hari," ujar dia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com