Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Silat Lidah ala Nazaruddin dan Anas

Kompas.com - 28/03/2016, 09:31 WIB

Nazaruddin yang berada duduk bersama tim kuasa hukumnya tertawa kecil mendengar jawaban Anas.

"Sebenarnya saya tidak mau ungkap, tapi karena saksi banyak bohongnya, ya, terpaksa. Soal uang untuk penyiapan posko pemenangan jadi ketua umum?" tanya Nazaruddin.

Anas pun makin naik pitam. Ia menegaskan jawaban dari pertanyaan tersebut sudah dijelaskan dalam persidangan dirinya.

Bahkan, para saksi yang dihadirkan, termasuk anak buah Nazaruddin, telah membantah adanya aliran uang untuk hal yang disebutkan Nazaruddin itu.

Tak patah arang, Nazaruddin kembali mencecar pertemuan Anas dengan Mirwan Amir yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR periode 2009-2014.

"Sebelum pertanyaan selesai, saya jawab tidak. Sama sekali tidak ada pertemuan dengan Mirwan Amir. Dan saudara tidak perlu menyebutkan nama-nama orang yang tidak relevan dan tidak benar. Lagi pula ini bukan pertanyaan menurut saya. Ndleming ini," ujar Anas dengan kesal yang disambut tawa pengunjung.

"Ini lama-lama jadi dagelan. Sudah jika sudah tidak ada yang ditanyakan," ujar Ibnu.

"Saya lihat jawaban saudara saksi ini banyak tipu-tipu yang mulia. Apalagi belum ditanya, saudara saksi sudah menjawab. Nanti kelihatan tipu-tipunya lho," sindir Nazaruddin.

Ibnu pun kembali menengahi dan membuka kesempatan terakhir kepada Nazaruddin untuk bertanya.

Ia pun meminta Anas untuk menjawab dengan jelas dan tidak berbelit-belit. Sekitar 15 menit berlalu, Nazaruddin pun menyudahi upayanya tersebut.

Begitulah politik. Awalnya kawan berubah menjadi lawan. Hanya karena persaingan untuk mengumpulkan uang dan harta berlipat lewat cara tak terhormat, teman yang sempat menjadi tempat berbagi cerita dan bekerja sama pun tega saling menjatuhkan dan tak malu saling sindir di muka umum.

Bukan kali ini saja Anas dan Nazaruddin dipertemukan di ruang sidang. Mereka sudah pernah saling menjadi saksi untuk perkara korupsi masing-masing.

Keduanya kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, sebagai terpidana korupsi.

Apabila di ruang sidang saja begitu, terbayang bagaimana mereka menjalin hubungan di dalam penjara. (RIANA A IBRAHIM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com