Pada Mei 1995, Jepang juga mengalami ancaman teroris dengan gas sianida. Aksi sadis ini dilakukan di Stasiun Shinjuku, salah satu stasiun kereta bawah tanah tersibuk di Jepang.
Jumlah korban diperkirakan bisa mencapai 10.000 orang jika saja petugas kebersihan tidak menemukan kantong-kantong yang diletakkan dua orang pelaku di dekat toilet pria.
Pelaku, berdasarkan keterangan saksi seperti yang dilaporkan The New York Times, sengaja menempatkan kantong-kantong yang diketahui berisi natrium sianida dengan asam sulfat dekat kipas angin yang terhubung dengan jaringan pipa ke luar stasiun bawah tanah.
Petugas kebersihan itu lalu membuang kantong-kantong itu ke tempat sampah. Akan tetapi, guncangan yang terjadi sempat menimbulkan kobaran api. Tak lama kemudian, polisi datang dan segera memadamkannya.
Kobaran api ini untungnya dipadamkan dengan cepat sehingga tidak menimbulkan reaksi kimia yang dapat menciptakan gas sianida mematikan.
Polisi kemudian menangkap sejumlah orang dari sekte Aum Shrinrikyo. Sebuah sekte yang dianggap bagian dari kelompok teroris oleh sejumlah negara seperti Kanada dan Amerika Serikat.
Namun, banyak pihak yang mempertanyakan keterlibatan sekte Aum Shrinrikyo itu dengan serangan gas sianida di stasiun Shinjuku.