Beberapa waktu lalu, Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Anton Setiadji mengeluarkan sebuah telegram rahasia untuk seluruh jajaran kepolisian di wilahnya.
Isi telegram terkait dengan upaya antisipasi ancaman aksi teror dengan racun sianida dengan target sasaran anggota Polri.
(Baca: Terinspirasi Sianida di Kopi Mirna, Teroris Rencanakan Racuni Polisi)
"Benar, kami keluarkan TR tersebut untuk antisipasi adanya serangan teror yang bisa saja menggunakan modus baru, misalnya bahan kimia sianida," ujar Anton ketika dikonfirmasi, Senin (15/2/2016)
Dalam telegram rahasia itu, Anton menyebut, ada rencana kelompok teroris melakukan aksi dengan memberi atau mengirimkan makanan yang sudah dicampur sianida kepada polisi yang tengah melaksanakan tugas di lapangan.
Penyerangan teroris dengan racun sianida ternyata sudah sejak lama diendus intelijen di seluruh dunia.
(Baca: Adik Amrozi: Teroris Pernah Racuni Polisi di Kemayoran, tetapi Gagal)
Upaya teror bentuk modern ini sempat akan dilakukan di Olimpiade London 2012, jaringan kereta bawah tanah di kota New York, Amerika Serikat pada tahun 2006, hingga gas sianida di kereta bawah tanah Jepang tahun 1995. Namun, seluruh upaya itu gagal dilakukan.
Sementara di Indonesia, penggunaan racun kimia juga sempat akan dilakukan oleh kelompok Amrozi, bomber Bali pada tahun 2011.
Selanjutnya: Racun krim tangan untuk Olimpiade
Racun krim tangan untuk Olimpiade
Sekitar empat bulan menjelang pembukaan pesta olahraga Olimpiade tahun 2012 di London, Inggris, sebuah kabar mengejutkan menyeruak.
Aparat kepolisian setempat tiba-tiba menerapkan pengamanan ketat di sekitar lokasi Olimpiade. Setelah ditelisik, sejumlah media seperti The Telegraph da The Sun mendapatkan bocoran informasi bahwa ada upaya penyerangan teroris melalui racun sianida.
Kedua media itu berhasil masuk ke dalam sebuah forum percakapan di internet yang terindikasi merupakan jaringan teroris Al-Qaeda.
Dilaporkan The Telegraph pada 26 Maret 2012, di dalam situs itu, Abu Hija Ansari mengklaim sudah memiliki rencana melakukan teror sianida.
Racun sianida itu akan dicampurkan dengan krim tangan. Di dalam tulisan berbahasa Arab, dia juga menjelaskan pembuat krim tangan beracun itu wajib menggunakan sarung tangan saat meracik racun dikarenakannya efeknya yang begitu dahsyat.
"Campurkan bahan-bahan, krim ini akan membuka pori-pori di kulit dan secara cepat meningkatkan proses penyerapan dan keefektifan racun," tulisnya.
Di dalam situs forum yang memuat 17.000 anggota di seluruh dunia itu, ide serangan dari Abu Hija mendapat tanggapan.
Salah satunya adalah dari seseorang yang menuliskan, "Itu ide bagus dan harus direncanakan dengan matang. (meletakkan logo Olimpiade 2012) Ini saatnya menyiapkan untuk event itu, dan sekali lagi mereka telah mengganggu muslim tak berdosa".
Semenjak informasi ini diketahui, pihak keamanan Inggris menyatakan status keamanan dalam keadaan darurat.
Selanjutnya: Kereta bawah tanah New York
Kereta bawah tanah New York
Pada 18 Juni 2006, New York Times menerbitkan sebuah tulisan terkait ketakutan pemerintah Amerika Serikat akan ancaman teror yang dilakukan melalui gas hidrogen sianida.
Kali ini, incaran kelompok teroris yang diduga masih terkait dengan Al-Qaeda itu adalah jaringan kereta bawah tanah New York yang dikenal cukup padat.
Informasi soal penggunaan sianida oleh kelompok teroris ini disebutkan telah diketahui sejak tahun 2003 oleh otoritas negara itu.
Namun, salah seorang tokoh senior Al-Qaeda membatalkan rencana itu. Padahal, seorang terduga teroris yang tiba di kota New York sejak tahun 2002 dari Afrika Utara telah melakukan observasi di lokasi target serangan.
Times mengungkapkan pihak intelijen tidak mendapat informasi pasti alasan serangan itu batal dilakukan.
Akan tetapi, peningkatan keamanan terus dilakukan di kereta bawah tanah. Untuk diketahui, kereta bawah tanah New York sepanjang 656 mil, setiap harinya mengangkut 5 juta orang.
Di bulan yang sama, sejumlah rumah sakit di New York juga mulai mempersiapkan diri akan kemungkinan serangan sianida ini.
Mereka mulai menyiapkan sejumlah peralatan medis dan obat-obatan dalam jumlah banyak untuk mengantisipasi serangan sianida yang diduga akan dilakukan secara masif.
Baca: Gas beracun sianida di Shinjuku
Gas beracun sianida di Shinjuku
Pada Mei 1995, Jepang juga mengalami ancaman teroris dengan gas sianida. Aksi sadis ini dilakukan di Stasiun Shinjuku, salah satu stasiun kereta bawah tanah tersibuk di Jepang.
Jumlah korban diperkirakan bisa mencapai 10.000 orang jika saja petugas kebersihan tidak menemukan kantong-kantong yang diletakkan dua orang pelaku di dekat toilet pria.
Pelaku, berdasarkan keterangan saksi seperti yang dilaporkan The New York Times, sengaja menempatkan kantong-kantong yang diketahui berisi natrium sianida dengan asam sulfat dekat kipas angin yang terhubung dengan jaringan pipa ke luar stasiun bawah tanah.
Petugas kebersihan itu lalu membuang kantong-kantong itu ke tempat sampah. Akan tetapi, guncangan yang terjadi sempat menimbulkan kobaran api. Tak lama kemudian, polisi datang dan segera memadamkannya.
Kobaran api ini untungnya dipadamkan dengan cepat sehingga tidak menimbulkan reaksi kimia yang dapat menciptakan gas sianida mematikan.
Polisi kemudian menangkap sejumlah orang dari sekte Aum Shrinrikyo. Sebuah sekte yang dianggap bagian dari kelompok teroris oleh sejumlah negara seperti Kanada dan Amerika Serikat.
Namun, banyak pihak yang mempertanyakan keterlibatan sekte Aum Shrinrikyo itu dengan serangan gas sianida di stasiun Shinjuku.