Hal ini dikatakannya kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Jakarta, Senin (23/12/2013). "Ini kan bagian dari taktik politik. Ya sudahlah kita sudah tahu," katanya.
Ia pun menanggapi hal itu sebagai suatu hal yang biasa. Dengan nada setengah bercanda, mantan Danjen Kopassus itu sesumbar dirinya bisa membayar setidaknya 15 lembaga survei untuk menempatkan dirinya sebagai nomor satu.
"Itu biasalah. Kita sudah tahulah. Lain ladang, lain belalang. Lain survei, lain hasilnya," kata kakak kandung Hashim Djojohadikusumo itu sambil sedikit berpantun.
Seperti diketahui, dalam survei yang diselenggarakan Indo Barometer ditemukan bahwa tingkat elektabilitas Ical mengungguli Prabowo. Dalam survei itu ditemukan bahwa pilihan spontan terhadap capres yang paling tinggi masing-masing adalah Jokowi (25,2 persen), disusul Aburizal Bakrie (10,5 persen), dan Prabowo Subianto (9,7 persen).
Dari semua capres yang tersebut di atas, Jokowi dipilih sebagai calon yang paling menyita perhatian atau dekat dengan rakyat, kinerjanya bagus, bersih dari KKN, bijaksana, sederhana, dan berpengalaman. Aburizal dipilih sebagai capres karena alasan pintar dan pengusaha. Sementara Prabowo Subianto dipilih sebagai capres dengan alasan tegas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.