Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Politisasi PNS Jelang Pemilu 2014

Kompas.com - 13/12/2013, 13:20 WIB
Sri Rejeki

Penulis


BOYOLALI, KOMPAS.com — Penyalahgunaan kekuasaan, di antaranya politisasi pegawai negeri sipil menjelang Pemilihan Umum 2014 rawan terjadi. Oleh sebab itu, masyarakat perlu menyikapi secara kritis adanya pihak tertentu yang membonceng kebijakan pemerintah untuk kepentingan tertentu.

Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Supriyadi, Kamis (12/12), mengatakan, dalam falsafah Jawa, kebijakan pemerintah pusat atau daerah yang seolah-olah untuk kepentingan rakyat sebenarnya hanya kemasan untuk kepentingan kelompok tertentu.

”(Kebijakan) itu bener ning ora pener (benar, tetapi tidak benar). Memang benar, itu program pemerintah. Namun, sebenarnya itu digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu saja. Program pemerintah seharusnya untuk masyarakat luas, apalagi yang digunakan uang negara,” ujarnya.

Sebelumnya, Supriyadi dimintai pendapatnya soal peredaran rekaman suara di masyarakat yang diduga suara Bupati Boyolali Seno Samodro saat peringatan ulang tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Pendopo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (4/12). Rekaman suara itu berisi janji kredit motor, mobil, dan rumah bagi PNS dengan kompensasi kepatuhan. Dalam rekaman itu, dikatakan, para PNS dapat mengambil kredit dengan bunga yang ditanggung Korpri, yang dananya berasal dari hibah hasil efisiensi APBD Kabupaten Boyolali.

Selanjutnya, ditambahkan dalam rekaman tersebut, APBD Boyolali tahun 2014 dapat dilakukan efisiensi sebesar Rp 4,5 miliar. Dari jumlah itu, Rp 2 miliar dapat diambil untuk hibah Korpri yang dapat dimanfaatkan oleh kepala seksi, staf, dan kepala desa untuk fasilitas kredit. Hal itu misalnya dari harga kredit motor Rp 18 juta, PNS hanya perlu membayar Rp 14 juta, sisanya Rp 4 juta sebagai bunga ditanggung Korpri.

”Ning nek (hanya jika) Rp 4,5 miliar saya tarik betul, kowe mecicil (kalau saya ambil Rp 4,5 miliar, kamu marah). Benar lho ini, komisi saya separuh. Dari Rp 4,5 miliar itu, saya meminta Rp 2 miliar diberikan kepada Korpri untuk kredit motor, mobil, dan rumah,” ujar suara tersebut.

Tunggu April

Dalam rekaman itu, muncul suara lagi, ”Tetapi, kembali lagi, ku tunggu bulan April, kan begitu. Ada apa bulan April? Saya ulang tahun. Nanti, saya umumkan pas ulang tahun.” Catatan Kompas, pada April mendatang akan digelar pemilu legislatif.

Dari rekaman itu juga terungkap ajakan kepada camat dan kepala desa menyeragamkan tarif kas desa, termasuk pembagian biaya sewa, yakni 1 persen untuk camat, 5 persen untuk kepala desa, serta 2,5 persen untuk bupati, sekretaris daerah, dan staf di bawahnya. Camat diperkirakan bisa mendapat Rp 200 juta per tahun dan kepala desa Rp 80 juta-Rp 100 juta per tahun dari tarif sewa tanah kas desa tersebut.

Saat dikonfirmasi, Seno membenarkan suara di rekaman tersebut suaranya. Namun, ia menampik dugaan adanya politisasi PNS dengan wacana yang disampaikan di hadapan para PNS, camat, dan kepala desa itu.

Ia juga menambahkan, wajar jika kepala daerah sebagai pejabat politik mendapat beban target pemenangan dari partai masing-masing.

Seno menambahkan, apa yang ditawarkannya itu masih sebatas ide. Sebab, ia akan menanyakan lebih dulu kepada Kementerian Dalam Negeri, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, serta Badan Pemeriksa Keuangan. ”Ini, kan, baru ide. Masak bupati tidak boleh berinovasi dan melemparkan ide. Ini cara saya memberi reward kepada anak buah,” kata Seno yang juga politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ide itu dirancang dilaksanakan pada tahun 2015.

Ahli keuangan daerah dari UNS, Solo, Mulyono, mengungkapkan, kepala daerah berhati- hati merencanakan dan menganggarkan keuangan daerah agar tak bermasalah nantinya. (EKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com