Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Pak SBY, Hati-hati Dengar Informasi dari Pembisik...

Kompas.com - 25/10/2013, 06:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disarankan bertindak hati-hati berhadapan dengan orang-orang di sekitarnya, terutama terkait masukan dan informasi yang sampai ke Presiden. Jangan sampai informasi dari mereka memicu reaksi yang keliru.

"Adalah berbahaya jika sikap dan kebijakan pemimpin diambil atas dasar informasi yang tidak valid. Yang salah adalah pembisiknya. Ke depan, beliau perlu lebih hati-hati dengan info para pembisik. Jangan sampai suntikan racun terus-menerus terasa sebagai madu," ujar Ketua Umum Organisasi Masyarakat Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Anas Urbaningrum melalui layanan pesan, Kamis (24/10/2013) malam.

Pernyataan Anas merupakan respons atas tudingan SBY bahwa Anas dan Sekretaris PPI Gede Pasek Suardika adalah aktor di belakang beredarnya kabar penculikan Subur Budhisantoso, pendiri Partai Demokrat, oleh Badan Intelijen Negara. Anas menegaskan tudingan itu tak sesuai dengan fakta dan kemarahan SBY adalah mutlak karena informasi yang salah.

"Saya malah bersimpati kepada Pak SBY. Karena beliau dapat informasi yang salah, bahwa Anas dan Pasek sebarkan berita penculikan Pak Subur, maka beliau marah. Dengan info itu, memang wajar Pak SBY marah," kata Anas.

Meski begitu, mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini mengaku ikhlas menerima kemarahan SBY. Anas hanya berharap kejadian serupa tak terjadi kepada orang lain. Lebih penting lagi, dia berharap SBY mau mendengar sarannya untuk lebih berhati-hati menyikapi informasi dari para pembisiknya.

Perseteruan Anas dan SBY terus meruncing. Setelah "drama" pencopotan Anas dan pendirian PPI, perseteruan terakhir terjadi menyusul kabar penangkapan Subur oleh BIN, akhir pekan lalu. Kabar tersebut langsung membuat Presiden memerintahkan BIN melakukan klarifikasi.

Setelah BIN membantah telah menangkap Subur, belakangan Subur pun mengklarifikasi tak pernah ditangkap lembaga intelijen itu. Menyusul kemudian beredar luas salinan layanan pesan singkat (SMS) bahwa Anas dan Pasek berada di belakang kabar penangkapan Subur oleh BIN itu.

Loyalis Anas menduga pesan singkat itu dikirim oleh Presiden SBY. Ada beberapa butir dalam pesan singkat yang kabarnya dikirim kepada para petinggi Partai Demokrat. Dua butir di antaranya beredar sampai ke kalangan wartawan.

Dua butir salinan pesan itu adalah sebagai berikut:
4. Jahat sekali, luar biasa sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang, tapi pihak Anas terus-menerus menyerang dan menghantam saya, dan Partai Demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah dan diam, saatnya saya untuk saya hadapi tindakan yang telah melampaui batasnya itu. Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas, partai kita sempat melorot tajam dan hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat dan SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan. Sebagai unsur pimpinan partai, kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib dan masa depan jutaan kader dan anggota Partai Demokrat di seluruh Indonesia.

5. Jika terbukti Pasek (yang masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yang mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baik Presiden, saya kira dewan kehormatan harus mengambil sikap. Saat dikonfirmasi tentang adanya pesan singkat ini, dua orang wakil ketua umum membantah. Agus Hermanto mengaku tidak menerima pesan itu. Ia hanya tidak menampik adanya pengarahan yang dilakukan SBY ke pengurus partai terkait pernyataan yang dilontarkan pengurus PPI. Sementara itu, Jhonny Allen mengaku tak menerima pesan itu. Ia menyampaikan dalam rapat terakhir dengan SBY, pengurus partai hanya diberikan arahan secara umum untuk menjaga kesolidan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com