Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: SBY Seperti Takut kepada Anas

Kompas.com - 23/10/2013, 18:09 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Tjipta Lesmana menganggap genderang perang antara mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum padam. Menurut Tjipta, keduanya jelas-jelas sedang berperang karena Presiden SBY tidak suka dengan eksistensi Anas. Tjipta menduga ada rahasia besar tentang SBY yang dipegang oleh Anas Urbaningrum.

"Kenapa (SBY) takut? Kemungkinan Anas punya kartu truf, punya info tentang SBY yang sangat rahasia," kata Tjipta, seusai menghadiri sebuah diskusi politik, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Tjipta menegaskan, apa yang ia lontarkan sangat memiliki dasar. Salah satunya adalah karena Anas merupakan komisioner Komisi Pemilihan Umum di 2004, di tahun pertama SBY memenangkan pemilihan presiden.

Setelah terpilih menjadi presiden, Tjipta melanjutkan, SBY lalu merekrut Anas untuk bergabung bersama Partai Demokrat. Karier Anas di partai tersebut sangat mengkilap, dan sempat menjadi Ketua Umum meski harus lengser karena tersandung kasus dugaan menerima gratifikasi dalam proyek Hambalang.

Tjipta menengarai, reaksi berlebihan SBY pada Anas atau ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) mempertegas ada hal yang ditakuti oleh SBY. Bila dugaan itu salah, Tjipta meyakini SBY tak akan sibuk dengan persoalan remeh tersebut.

"Jelas SBY tidak suka Anas, tidak suka kader Demokrat yang nyebrang ke PPI (ormas Anas). Harusnya SBY tidak perlu takut," ujarnya.

Perseteruan Anas dan SBY terus meruncing. Terlebih setelah mencuat kabar tentang penangkapan pendiri Partai Demokrat, Subur Budhisantoso oleh Badan Intelijen Negara.

Kabar ini langsung membuat SBY menginstruksikan BIN untuk klarifikasi. BIN lalu membantah telah menangkap Subur. Subur pun mengklarifikasi bahwa dirinya tak pernah ditangkap BIN. Dia menjelaskan bahwa rencananya, dia dan BIN memang dijadwalkan untuk melakukan pertemuan.

SMS SBY

Selanjutnya, beredar pesan singkat yang di dalamnya secara eksplisit mencantumkan nama Anas Urbaningrum dan Gede Pasek Suardika, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PPI. Loyalis Anas menduga pesan singkat itu dikirim oleh Presiden SBY.

Ada beberapa butir dalam pesan singkat itu yang kabarnya dikirim kepada Sekretaris Majelis Tinggi Jero Wacik, Ketua Harian Syarief Hasan, Ketua Dewan Kehormatan Amir Syamsuddin, Ketua Dewan Pembina EE Mangindaan, Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono, Direktur Eksekutif Toto Riyanto.

Selain itu, pesan singkat juga dikabarkan dikirim ke empat Wakil Ketua Umum yaitu Max Sopacua, Jhonny Allen Marbun, dan Soekarwo. Namun, dari beberapa butir yang ada, baru dua butir yang beredar di kalangan wartawan.

Berikut isi butir keempat dan kelima itu:

"4. Jahat sekali, luar biasa sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang, tapi pihak anas terus menerus menyerang dan menghantam saya, dan partai demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah dan diam, saatnya saya untuk saya hadapi tindakan yang telah melampaui batasnya itu. Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas partai kita sempat melorot tajam dan hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat dan SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan. Sebagai unsur pimpinan Partai kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib dan masa depan jutaan kader dan anggota Partai Demokrat di seluruh Indonesia."

"5. Jika terbukti Pasek (yg masih anggota DPR dari FPD) menyebarkan berita bohong yang mencemarkan nama baik BIN, dan secara tidak langsung nama baiik presiden, saya kira dewan jegormatan harus mengambil sikap."

Saat dikonfirmasi tentang adanya pesan singkat ini, dua orang wakil ketua umum membantah. Agus Hermanto mengaku tidak menerima pesan itu. Ia hanya tidak menampik adanya pengarahan yang dilakukan SBY ke pengurus partai terkait pernyataan yang dilontarkan pengurus PPI.

Sementara itu, Jhonny Allen mengaku tak menerima pesan itu. Ia menyampaikan dalam rapat terakhir dengan SBY, pengurus partai hanya diberikan arahan secara umum untuk menjaga kesolidan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com