Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Pendukung Mursi: Kami Tidak Tahu di Mana Presiden Kami...

Kompas.com - 05/09/2013, 21:57 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Para pendukung mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi mulai melakukan lobi-lobi internasional ke negara Muslim. Salah satunya adalah Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) yang mengirimkan utusannya untuk melakukan komunikasi politik dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat pada Kamis (5/9/2013) di Kompleks Parlemen. 

FJP mengirimkan juru bicaranya, Ahmed M Fahmi el-Watid, untuk bertemu dengan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq. FJP merupakan partai pendukung Presiden Mursi yang berdiri dari gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Di dalam pertemuan tersebut, Ahmed menceritakan perubahan drastis yang terjadi di Mesir setelah militer melancarkan kudeta terhadap Mursi.

"Sudah terlalu banyak penderitaan, pembantaian, banyak demonstran dibunuh. Lebih dari 5.000 orang tewas, 20.000 terluka, dan 10.000 dijebloskan ke penjara," ujar Ahmed.

Pada saat yang bersamaan, Ahmed menuturkan seluruh pemimpin kelompok oposisi Mesir ditangkap. Selain itu, partai-partai Islam dibubarkan. "Penggulingan Mursi sebagai presiden terpilih sangat tidak adil," ungkap Ahmed.

Dengan penuh emosi, Ahmed menuturkan, Mursi sudah cukup inklusif dalam melibatkan semua partai dalam proses demokrasi yang tengah berlangsung di Negeri Piramida itu. Ahmed juga mengklaim, semenjak Mursi memimpin, telah terjadi peningkatan pendapatan nasional Mesir. Mesir, kata Ahmed, bahkan bisa memproduksi mobil dan truk sendiri. Tetapi, setelah rezim militer mengambil alih, penderitaan dialami rakyat Mesir.

"Jumat lalu, sudah jutaan rakyat Mesir yang berdemonstrasi membela Mursi, meski hingga sekarang, kami tidak tahu di mana Presiden kami. Sampai sekarang kami tidak tahu di mana Presiden yang terpilih secara demokratis itu berada dan bagaimana kondisinya," ungkap Ahmed.

Pembubaran Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin (IM) resmi dibubarkan pemerintah interim yang ditunjuk Mesir. Tak hanya kali ini, IM pernah "dilikuidasi" pada tahun 1928 dan tahun 1954. Pada tahun 1954, IM beroposisi terhadap perjanjian Inggris-Mesir yang diteken oleh Presiden kala itu Gamal Abdel Nasser dan pemerintah penjajah Inggris.

Bekerja diam-diam dalam bidang karitatif selama beberapa dekade, IM mendirikan FJP pada 2011. Momen itu bertepatan dengan penggulingan Presiden Hosni Mubarak. FJP kemudian memenangi pemilihan umum (pemilu) parlemen pada akhir 2012. Kemenangan itu mendudukkan tokoh IM Muhammad Mursi sebagai orang nomor satu di Mesir.

Pada awal Juli, para pendukung melakukan aksi protes atas apa yang mereka sebut sebagai "penggulingan" Mursi dari kekuasaan. Aksi kekerasan merebak dalam bentrokan dengan polisi. Demo itu sampai kini sudah menewaskan 1.000 orang, termasuk 100 polisi.

Termutakhir, ratusan anggota IM, termasuk pemimpin tertingginya, Mohamed Badie, dan dua deputinya, dijebloskan ke penjara. Mereka dituduh membangkitkan kekerasan dan pembunuhan terhadap pendemo anti-Mursi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

PN Jaksel Tolak Gugatan David Tobing Lawan Rocky Gerung Terkait Hinaan ke Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com