Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruhut: Kritik SBY, Parpol Lain Khawatir Demokrat Menang

Kompas.com - 10/02/2013, 15:21 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai para politisi dari partai politik lain khawatir elektabilitas Demokrat bakal merangkak naik pascakeputusan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyelamatkan Demokrat. Sikap kekhawatiran itu, kata Ruhut, ditunjukkan dengan mengkritik sikap SBY itu.

"Politisi yang mengkritik itu takut Demokrat jadi parpol pemenang lagi karena langkah Pak SBY sangat tepat," kata Ruhut ketika dihubungi, Minggu (10/2/2013).

Ruhut yakin 100 persen bahwa keputusan Majelis Tinggi Demokrat dapat mendongkrak elektabilitas partainya setelah terpuruk berdasarkan hasil survei. Terakhir, hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas Demokrat tinggal 8,3 persen. Angka itu merupakan paling rendah pascapemilu 2009 .

Ketika disinggung kekhawatiran banyak pihak bahwa SBY tak lagi fokus mengurusi negara hingga 2014, Ruhut membantahnya. "Dari dulu Beliau mengurus negara. Yang mengatakan itu ingin secepatnya Demokrat kalah," kata dia.

Ruhut memberi saran agar para politisi dari parpol lain tidak ikut campur urusan internal Demokrat. Lebih baik, kata anggota Komisi III DPR itu, mereka mengurus parpol masing-masing.

Seperti diberitakan, SBY mengambil alih Demokrat. Seluruh mekanisme di partai harus melalui Majelis Tinggi. SBY bertugas, berwenang, dan bertanggung jawab memimpin penyelamatan dan konsolidasi Demokrat. Selain itu, segala keputusan dan tindakan Demokrat ditentukan dan dijalankan Majelis Tinggi yang juga mengambil keputusan dan arahan penting dan strategis. Elemen-elemen partai berada dalam kendali dan bertanggung jawab langsung kepada Majelis Tinggi.

Berbagai pihak, diantaranya politisi parpol lain lalu mengkritik sikap SBY itu. Mereka menilai pemerintahan tidak akan efektif. SBY diprediksi tak lagi fokus pada pemerintahan hingga 2014 . Para menteri dari parpol dikhawatirkan juga akan mengikuti hal yang sama.

Sikap SBY itu juga dinilai inkonsisten lantaran SBY berkali-kali memberi arahan kepada para menteri agar fokus kepada tugas di kementerian dan tidak memprioritaskan tugas di parpol hingga 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Komnas HAM Diminta Bentuk Timsus untuk Investigasi Dugaan Siswa SMP Tewas Dianiaya Polisi

    Komnas HAM Diminta Bentuk Timsus untuk Investigasi Dugaan Siswa SMP Tewas Dianiaya Polisi

    Nasional
    TNI AD Terbuka jika Publik Punya Bukti Tentara Bakar Rumah Wartawan di Karo

    TNI AD Terbuka jika Publik Punya Bukti Tentara Bakar Rumah Wartawan di Karo

    Nasional
    Koarmada I Usul Kapal-kapal Berat Ditempatkan di Natuna Utara untuk Patroli

    Koarmada I Usul Kapal-kapal Berat Ditempatkan di Natuna Utara untuk Patroli

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Tim 'Reaksi Cepat' Anti-Peretasan Tak Cuma Pajangan

    Menko Polhukam Harap Tim "Reaksi Cepat" Anti-Peretasan Tak Cuma Pajangan

    Nasional
    Peretas PDN Ingin Pulihkan Data Rabu Besok, Pengamat: Jangan Percaya Janji Palsu

    Peretas PDN Ingin Pulihkan Data Rabu Besok, Pengamat: Jangan Percaya Janji Palsu

    Nasional
    KPU Resmi Akomodasi Putusan MA, Batas Usia Kepala Daerah Dihitung saat Pelantikan

    KPU Resmi Akomodasi Putusan MA, Batas Usia Kepala Daerah Dihitung saat Pelantikan

    Nasional
    Jadi Koalisi PDI-P di Pilpres, Perindo Kini Datangi Demokrat untuk Pilkada

    Jadi Koalisi PDI-P di Pilpres, Perindo Kini Datangi Demokrat untuk Pilkada

    Nasional
    KPK Kembangkan Kasus LNG PT Pertamina yang Seret Karen Agustiawan, 2 Orang Jadi Tersangka

    KPK Kembangkan Kasus LNG PT Pertamina yang Seret Karen Agustiawan, 2 Orang Jadi Tersangka

    Nasional
    Saksi Sebut Waskita-Acaset Diprioritaskan Menang Tender Proyek Tol MBZ

    Saksi Sebut Waskita-Acaset Diprioritaskan Menang Tender Proyek Tol MBZ

    Nasional
    Puan Kembali Janji DPR Segera Bahas RUU Perampasan Aset

    Puan Kembali Janji DPR Segera Bahas RUU Perampasan Aset

    Nasional
    KPK Sita Rp 22 M Terkait Gratifikasi Eks Bupati Langkat Terbit Perangin Angin

    KPK Sita Rp 22 M Terkait Gratifikasi Eks Bupati Langkat Terbit Perangin Angin

    Nasional
    Temui DPD RI, AHY Mengaku Bahas Keamanan Data Digital

    Temui DPD RI, AHY Mengaku Bahas Keamanan Data Digital

    Nasional
    2 Faktor Penentu Duet Anies-Andika Perkasa Berlayar pada Pilkada Jakarta

    2 Faktor Penentu Duet Anies-Andika Perkasa Berlayar pada Pilkada Jakarta

    Nasional
    PKB Yakin PKS Masih Buka Ruang Negosiasi untuk Pilkada Jakarta

    PKB Yakin PKS Masih Buka Ruang Negosiasi untuk Pilkada Jakarta

    Nasional
    KPK Tetapkan Tersangka Baru Kasus LNG PT Pertamina, Inisial YA dan HK

    KPK Tetapkan Tersangka Baru Kasus LNG PT Pertamina, Inisial YA dan HK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com