Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Nazaruddin Dinilai Salah Alamat

Kompas.com - 18/08/2011, 16:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, menilai surat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono salah alamat.

Menurut Ramadhan, surat Nazaruddin yang mengatakan dirinya tidak akan berbicara apa-apa asalkan Presiden menjamin ketenangan batin anak dan istrinya ini tidak tepat. Pasalnya, saat ini proses hukumlah yang tengah berjalan.

"Dari awal Demokrat sudah tegaskan hukum ditegakkan konsisten. Kita juga ingin tahu apa yang sesungguhnya tengah terjadi. Hukum harus berjalan netral, obyektif, dan akuntabel. Kalau ada yang mau pasang badan, itu saya rasa salah alamat disampaikan kepada Pak SBY. Pak SBY tak pernah intervensi. Yang salah ya harus tanggung akibatnya, yang salah jangan disalah-salahkan. Serahkan saja kepada aparat penegak hukum," ungkapnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/8/2011).

Oleh karena itu, Ramadhan mengatakan, Nazaruddin tidak perlu berharap apa-apa dengan dikirimkannya surat tersebut. Menurut dia, aparat penegak hukum tentu akan menjamin keselamatannya dan keluarga sesuai dengan kewenangannya.

Politisi Demokrat lainnya, Sutan Bathoegana, mengatakan, wajar-wajar saja jika Nazaruddin mengirimkan surat kepada Presiden SBY. Namun, tentang pernyataan akan menanggung sendiri semua konsekuensi dari dugaan pelanggaran hukum yang menjeratnya, Sutan menilai itu jauh dari cita-cita proses hukum yang diharapkan.

"Surat silakan jalan kepada Pak SBY, tapi proses hukum terus berjalan. Dalam proses hukum tak boleh satu orang yang menanggung semua. Kita minta pada polisi yang menjaga di Mako Brimob untuk menjaga keselamatan Pak Nazaruddin supaya lebih tenang dan rileks, enggak ada ketakutan agar bisa mengikuti proses-proses hukum ini," tambahnya.

Menurut Sutan, proses hukum harus diletakkan di atas segala spekulasi dan pernyataan 'ini-itu' dari pengacara ataupun Nazaruddin sendiri. Proses hukum diharapkan dapat menunjukkan kebenaran dan memperbaiki keburukan yang selama ini sudah diciptakan.

"Kita hanya perlu doakan proses hukum berjalan lancar. Kalau ada orang-orang yang disebut kemarin tidak bersalah, ini saatnya direhabilitasi, termasuk Demokrat," tandasnya.

Seperti diberitakan, seusai diperiksa di Komisi Pemberantasan Korupsi, Nazaruddin menyatakan kepada wartawan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mengganggu anak dan istrinya.

"Saya minta sama Pak SBY, jangan ganggu anak istri saya. Saya enggak akan ngomong apa-apa, saya lupa semuanya, saya enggak tahu apa-apa," tutur Nazaruddin.

Nazaruddin bahkan meminta untuk langsung ditahan tanpa melalui proses penyidikan. "Saya mengaku salah, jika  perlu saya enggak usah disidik langsung divonis saja, ditahan saja, enggak masalah," katanya.

Nazaruddin menyampaikan permohonan itu secara resmi melalui sepucuk surat kepada Presiden Yudhoyono (Baca: Inilah Isi Surat Nazaruddin untuk Pak SBY).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    Nasional
    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Nasional
    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Nasional
    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Nasional
    Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

    Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

    Nasional
    Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

    Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

    Nasional
    Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

    Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

    Nasional
    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

    Nasional
    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

    Nasional
    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

    Nasional
    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

    Nasional
    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

    Nasional
    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

    Nasional
    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

    Nasional
    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

    Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com