Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terbaik bagi Nazaruddin

Kompas.com - 06/07/2011, 14:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng kembali menyerukan kepada mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin untuk segera pulang ke tanah air guna membuktikan segala tudingan yang dilontarkannya melalui BlackBerry Messenger (BBM).

Menurut Andi, Nazaruddin lebih baik memberikan informasi-informasi tersebut berikut bukti-buktinya langsung kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)."Daripada memberikan tuduhan-tuduhan dengan BBM tidak jelas dan tidak benar, yang terbaik adalah Pak Nazaruddin datang, pulang ke tanah air, datang ke KPK menjelaskan ke KPK dengan bukti-bukti supaya bukan fitnah," kata Andi di sela rapat dengan Komisi X DPR RI, di Gedung DPR, Rabu (6/7/2011).

Andi mengaku tidak terganggu dengan informasi-informasi via BBM dari Nazaruddin yang menyebut namanya sebagai salah satu petinggi Demokrat yang memperoleh aliran uang suap dalam kasus pembangunan wisma atlet Sea Games di Palembang yang menelan biaya hingga Rp 199 miliar ini. Ia menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan KPK mengusut tuntas kasus ini.

Dari Singapura, Nazaruddin berkirim BBM kepada pengacaranya OC Kaligis, mengenai aliran uang terkait pembangunan wisma atlet yang diantaranya, disebut Nazaruddin, mengalir ke kantong Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng.

"Tugas kami juga adalah memastikan semua lini organisasi Kemenpora bisa berjalan dengan baik, terutama menjalankan tugas-tugasnya seperti mempersiapkan Sea Games. Itu makanya saya sudah mengumpulkan semua pegawai Kemenpora mulai dari eselon satu sampai satpam dan meminta mereka agar tetap menjalankan tugasnya dengan baik, terutama menjalankan tugasnya menyelenggaran Sea Games yang sudah di depan mata ini," tambahnya.

Andi sendiri menegaskan dirinya tetap akan memenuhi panggilan KPK jika keterangangannya kembali dibutuhkan seperti yang dilakukannya sebelumnya. Pada 31 Mei lalu, Andi memenuhi panggilan KPK untuk pertama kalinya. Ia dimintai keterangan terkait kasus suap yang juga melibatkan Sekretaris Kemenpora Wafid Muharram.

Belakangan, keberadaan Nazaruddin tak jelas rimbanya. Kementerian Luar Negeri Singapura menegaskan bahwa M Nazaruddin tak lagi berada di Singapura. Hal ini disampaikan Kementerian Luar Negeri Singapura melalui siaran pers yang dapat diakses di http://www.mfa.gov.sg/.

Nazaruddin masuk dalam daftar pencarian orang Kepolisian Internasional (Interpol) atau buron internasional setelah KPK mengajukan penerbitan red notice atas nama Nazaruddin melalui Mabes Polri. Interpol telah mengirimkan data-data tentang Nazaruddin kepada 188 negara yang menjadi anggotanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

    Nasional
    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

    Nasional
    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

    Nasional
    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

    BrandzView
    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

    Nasional
    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

    Nasional
    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

    Nasional
    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

    Nasional
    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

    Nasional
    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Nasional
    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com