JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Puan Maharani menggelengkan kepalanya saat ditanya tentang pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah berupaya mengambil alih kursi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Gestur itu Puan tunjukkan dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/4/2024) setelah rapat paripurna penutupan masa persidangan IV tahun sidang 2023-2024.
Mulanya, wartawan menanyakan seperti apa respons Puan soal pernyataan Hasto itu.
Baca juga: Hasto Bilang Jokowi Ingin Rebut Kursi Megawati, Dasco: Itu Masalah Internal
Setelah pertanyaan selesai diutarakan, Puan terlihat sempat menunjukkan gaya seolah sedang memikirkan sesuatu.
Namun, tidak terlontar satu patah kata pun dari Puan. Ia hanya terlihat gelengan kepala.
Berdiri di samping Puan, yakni Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk F Paulus, dan Rachmat Gobel.
Ketiga Wakil Ketua DPR itu hanya tersenyum melihat gestur yang ditunjukan Puan.
Wartawan terus meminta agar Puan mau memberikan sedikit komentar atas pertanyaan tersebut.
Namun, lagi-lagi, tak ada kata yang keluar dari mulut Puan.
Ketua DPR RI itu hanya tersenyum. Puan juga menyudahi sesi konferensi pers dan tanya jawab dengan awak media.
"Sudah, apa lagi? Cukup, cukup ya, terima kasih, mohon maaf lahir batin, selamat Lebaran ya," ucap Puan.
Baca juga: Gerindra Harap Pertemuan Prabowo dan Puan Terlaksana Sebelum Lebaran
Diberitakan sebelumnya, Hasto mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi sempat berupaya ingin mengambilalih kursi Megawati Soekarnoputri di PDI-P.
Hal itu terungkap saat dirinya menjadi narasumber dalam diskusi bedah buku berjudul "NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971” karya Ken Ward (1972) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024).
Peristiwa tersebut, menurut Hasto, dilakukan Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung.
"Rencana pengambilalihan Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Jadi, jauh sebelum pemilu, beberapa bulan, antara lima-enam bulan. Ada seorang menteri power full," kata Hasto.
Ia mengatakan, dalam kabinet Jokowi, ada menteri power full dan menteri superpower full.
Namun, yang mendapat tugas untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketum PDI-P ialah menteri power full.
"Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik. Untuk 21 tahun ke depan," kata Hasto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.