Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril

Kompas.com - 29/02/2024, 12:53 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto memaparkan sejumlah penyebab stunting atau kondisi gagal tumbuh.

Menurutnya, kondisi malnutrisi tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap tinggi dan berat badan anak, tetapi juga kekebalan tubuh dan kemampuan kognitif anak.

Dokter Hasto menjelaskan, salah satu ciri khas stunting adalah bertubuh pendek, tetapi anak pendek belum tentu stunting

“Ciri yang lebih khas lagi adalah anak stunting tidak cerdas dan orang stunting sering sakit-sakitan,” ungkap Dokter Hasto melalui keterangan persnya, Kamis (29/2/2024).

Hal itu disampaikan Dokter Hasto pada Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Aceh Tahun 2024 di Hotel Ayani, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Rabu (28/2/2024). 

Baca juga: Kejar Target Penurunan Stunting, BKKBN: Nikahlah pada Usia yang Tepat

Kemudian, kata dia, saat anak yang mengalami stunting tumbuh dewasa, mereka akan mengalami central obesity yang menyebabkan mudah terkena penyakit, seperti darah tinggi, jantung, dan stroke.   

Dokter Hasto mengatakan, usia perkawinan turut memengaruhi terjadinya stunting terhadap bayi yang dilahirkan. 

Dia menjelaskan, pernikahan di usia anak menentukan kesehatan ibu saat hamil. Perempuan yang melahirkan pada usia dini berisiko mengalami kondisi kurang darah dan melahirkan anak stunting

Risiko yang sama juga dialami perempuan yang melahirkan pada usia di atas 35 tahun.

“Di Aceh, masih banyak ibu-ibu yang melahirkan di atas usia 35 tahun,” ungkapnya. 

Dokter kandungan kelahiran 30 Juli 1964 itu menambahkan, penyebab lain stunting adalah jarak kelahiran anak yang terlalu dekat. Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat mengakibatkan pola asuh yang diberikan kepada anak tidak maksimal. 

Baca juga: Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen

Padahal, kata Dokter Hasto, setiap anak perlu diberikan air susu ibu (ASI) paling kurang selama 24 bulan atau dua tahun. 

Selain itu, ada pula beberapa alasan mengapa bayi tidak menyusui, yakni 65,7 persen karena ASI tidak keluar, 8,4 persen terjadi rawat pisah antara ibu dan bayi, 6,6 persen karena anak tidak bisa menerima susu, dan 2,2 persen karena si ibu repot. 

Lebih lanjut, Dokter Hasto menekankan pentingnya pemberian ASI kepada bayi dibandingkan memberikan susu botol.  

Ia mengingatkan kepada para ibu agar berhati-hati ketika memberikan susu untuk bayi atau balita, khususnya dalam penggunaan botol susu.  

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com