KOMPAS.com - Demi mencapai target penurunan stunting sebesar 14 persen pada 2024, pemerintah Indonesia terus melakukan sejumlah langkah strategis.
Salah satunya adalah memanfaatkan momentum Hari Gizi Nasional 2024 sebagai agenda untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Dalam hal ini, peran keluarga sangat krusial dalam mendukung langkah tersebut. Dengan pemahaman mendalam terkait stunting, keluarga dapat berperan krusial dalam pencegahan stunting, salah satunya terkait kebutuhan gizi dan asupan protein hewani yang cukup.
Penulis utama buku Stunting-pedia: Apa yang Perlu Diketahui tentang Stunting, Lucy Widasari menekankan bahwa orangtua, khususnya ibu, memiliki peran penting dalam mencegah dan menanggulangi stunting.
Dia mengatakan, stunting merupakan gangguan gizi kronis akibat kekurangan asupan gizi dalam rentang waktu yang lama, sejak anak dalam kandungan hingga berusia dua tahun.
Baca juga: Menuju Generasi Emas: Stunting Istilah dan Dampaknya
Kondisi tersebut berdampak pada pertumbuhan, khususnya tinggi badan, perkembangan organ-organ penting, kekebalan tubuh, hingga kecerdasan anak.
“Stunting harus menjadi perhatian serius orangtua dan pemerintah karena dapat memengaruhi kualitas hidup anak pada masa depan,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (15/12/2023).
Terkait hal itu, Lucy menjelaskan, pencegahan stunting dapat dilakukan calon ibu sejak dari berusia remaja, masa sebelum pembuahan atau prakonsepsi, masa kehamilan, hingga masa pertumbuhan anak sampai usia dua tahun.
Dia mengatakan, remaja putri yang telah mengalami haid dapat rentan mengalami anemia, khususnya akibat kekurangan zat besi. Oleh karenanya, pemerintah memiliki program pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri.
Untuk masa prakonsepsi, wanita usia subur (WUS) harus memiliki visi yang baik dalam memprogramkan kehamilannya, mulai dari memeriksakan kesehatan hingga rajin beraktivitas fisik.
Baca juga: Apa Itu Stunting dan Bagaimana Cara Mencegahnya?
“WUS harus memiliki visi yang baik. Kalau misalnya merokok, mempunyai penyakit menular, dan perilaku lainnya, harus diketahui dan diperbaiki,” terangnya.
Kemudian, Program Officer Satuan Tugas Stunting Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu menambahkan, orangtua yang sudah memutuskan untuk memiliki anak harus mempersiapkan semua hal agar bayinya lahir sehat.
Dalam hal ini, ibu hamil harus memperhatikan kesehatannya, termasuk dengan mengonsumsi makanan yang mendukung kehamilan hingga suplemen tambahan.
Ibu hamil juga harus memantau kemajuan progres kehamilannya ke dokter kandungan, minimal enam kali dalam masa kehamilan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), meningkatkan akses terhadap air bersih, hingga menjaga kebersihan lingkungan selama kehamilan dan setelah melahirkan.