Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala BKKBN Ingatkan Bahaya Rokok dan Paparan Asapnya bagi Perokok, Ibu Hamil dan Bayi

Kompas.com - 27/01/2024, 21:12 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo kembali memperingatkan mengenai bahaya rokok dan paparan asap rokok. Tidak hanya merugikan perokok, paparan asap rokok  juga berpotensi sangat berbahaya bagi janin dan ibu hamil.

"Kalau kita sedot rokoknya, (asap) rokok  mengandung karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi kesehatan. Kalo CO-nya masuk di dalam darah, kemudian darah tidak bisa mengikat oksigen, akhirnya tubuh kita kekurangan oksigen,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/1/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan dr Hasto saat menghadiri kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Bersama Mitra Kerja, di Gedung Serbaguna dan Komplek Lapangan Denggung, Kabupaten Sleman, Jumat (26/1/2024).

Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa asap rokok sangat berbahaya bagi bayi yang masih berada dalam kandungan ibu.

Baca juga: Suami Tak Mengaku, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Tewasnya Ibu Rumah Tangga yang Tewas Minum Racun

"(Jika) ibunya (ibu hamil) menghirup asap rokok, bayinya (dapat mengalami) kekurangan oksigen, sehingga lahir dalam kondisi lebih kecil. Jadi, hampir semua perempuan perokok (itu) bayinya pasti kecil," ujar dr Hasto.

Ia juga menekankan bahwa ibu hamil yang terpapar asap rokok dapat menyebabkan berat bayi kurang dari 2,5 kilogram, lahir dengan ukuran lebih kecil dari normal, dan berisiko mengalami stunting.

Pada kesempatan itu, dr Hasto juga mengingatkan tentang bahaya asap rokok dari rokok yang dibiarkan menyala di asbak.

Ia mengatakan, asap rokok yang berada dalam ruangan memiliki kandungan racun 50 kali lipat dibandingkan dengan asap yang sudah dihisap oleh perokok. Alhasal asap yang tidak dihisap oleh perokok malah lebih beracun.

Baca juga: 4 Penyakit yang Dapat Menyerang Perokok Pasif

Lebih lanjut, dr Hasto juga memberikan edukasi mengenai pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan manusia dan ubun-ubun manusia menutup di 1.000 HPK. Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan pesan, sempurnakanlah menyusui sampai 24 bulan. (Ini) karena begitu 24 bulan, ubun-ubunnya (bayi) menutup. Jadi, otak sudah sulit bertambah  kalau sudah 24 bulan,” jelas dr Hasto.

Tak lupa, ia mengingatkan pula tentang jarak usia anak, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 enam bulan, dan pemberian makanan tambahan sesuai dengan anjuran kesehatan.

"Maka, mencegah stunting sejak 1.000 HPK sangat penting sejak dalam kandungan. Kemudian jarak usia anak selanjutnya tiga tahun, lalu sampai enam bulan tidak boleh dikasih makanan tambahan hanya ASI eksklusif," ucap dr Hasto.

Baca juga: Mengapa Bayi Bisa Rasakan Pedas Lewat ASI?

"Jarak memberi ASI sesering mungkin karena bayi itu lambungnya kecil, hanya seukuran telur ayam, mungkin hanya cukup 15 cubic centimeters (cc)," sambungnya.

Stunting dan tiga kerugian

Pada kesempatan yang sama, Praktisi Kesehatan dan Tenaga Ahli BKKBN Riyo Kristian Utomo menyatakan bahwa stunting memiliki tiga kerugian.

"Kerugian stunting ya tiga ini, pendek, tidak cerdas, dan sakit-sakitan," kata dr. Riyo.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com