Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Tidak Ada Terlalu Muda, yang Penting Hatinya Mau Bela Rakyat atau Tidak

Kompas.com - 06/01/2024, 14:55 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan tidak ada orang yang terlalu muda untuk menjadi pemimpin.

Menurut Menteri Pertahanan itu, hal yang lebih penting bukanlah usia, melainkan hati yang berpihak ke rakyat.

Prabowo menekankan hal ini setelah menanyakan usia anak dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ravindra Hartarto dalam rangkaian acara HUT-59 dan Konsolidasi Partai Golkar di GOR Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/1/2024).

"Umurmu berapa?" kata Prabowo kepada Ravindra.

Baca juga: Harap Menang Pilpres 1 Putaran, Prabowo: Lebih Baik Uangnya Dihemat untuk Rakyat

"32 tahun," jawab Ravindra yang juga anggota Komisi IV DPR RI.

"Terlalu muda, terlalu muda. Tidak ada muda tidak ada tua yang penting hatinya, yang penting niatnya, yang penting kehendaknya, mau membela rakyat atau tidak," tegas Prabowo.

Dia berpandangan Indonesia membutuhkan pemimpin yang ikhlas dan ingin berbakti secara sungguh-sungguh untuk Indonesia.

Dalam acara itu, Prabowo juga mengucapkan terima kasih dan menyapa sejumlah petinggi di Partai Golkar.

Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menyempatkan diri masak nasi goreng di acara lomba masak sekaligus konsolidasi Partai Golkar itu.

"Terima kasih Pak Airlangga, terima kasih keluarga besar Golongan Karya yang telah mengundang saya hari ini dan tadi saya tadi daulat untuk masak," kata dia.

Baca juga: Prabowo Pakai Batik Motif Parang Saat Bertemu Jokowi, Simbol Siap Lanjutkan Kepemimpinan?

"Kebetulan saya hanya bisa masak nasi goreng saja, tapi memang nasi goreng saya enak," tambah Prabowo.

Sambil berkelalar, ia juga bernostalgia sebagai alumni dari Partai Golkar.

Prabowo pun menekankan koalisi yang kini dijalankan oleh Partai Gerindra dan Partai Golkar pada Pemilu 2024 adalah wujud kolaborasi untuk menyejahterakan rakyat.

"Saya termasuk alumni Golongan Karya. Karena dulu saya lihat Pak Airlangga, saya cepat-capat keluar bikin partai baru (Partai Gerindra). Daripada bersaing, lebih baik sekarang kita berkolaborasi, bersekutu, bersama, berjuang bersama untuk rakyat Indonesia," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com