Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Perketat Patroli Laut untuk Halau Pengungsi Rohingya

Kompas.com - 20/12/2023, 16:41 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah akan memperketat patroli laut untuk menghalau kedatangan pengungsi Rohingya.

Muhadjir menegaskan, patroli aparat di laut akan mencegah para pengungsi itu masuk wilayah Indonesia. 

"Ini kita perketat patroli laut, kemudian juga kalau memang dia (pengungsi) memaksakan diri (masuk) akan kita tolak. Sudah cukuplah kita memberikan toleransi kepada mereka gitu ya," ujar Muhadjir di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Baca juga: Pemerintah Masih Cari Lokasi Penampungan Pengungsi Rohingya

"Dan kita secara hukum tidak terikat dengan UNHCR (Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi), karena kita tidak mengikuti traktat perjanjian pengungsian," tegasnya.

Lebih lanjut, Muhadjir juga meminta pengertian UNHCR soal sikap RI yang mengambil tindakan nyata.

Salah satunya untuk mulai menolak kedatangan pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan keterangan pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (20/11/2023).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memberikan keterangan pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Muhadjir pun meminta agar UNHCR segera memindahkan para pengungsi dari Indonesia.

Menurut dia, jangan ada lagi langkah untuk pemakluman misalnya dengan memberikan bantuan untuk menanggung biaya hidup para pengungsi.

Sebab, Pemerintah Indonesia pun mempunyai persoalan dalam negeri yang mesti segera diselesaikan.

"Kita sendiri ada problem-problem dalam negeri yang harus kita selesaikan. Jangan sampai ini juga memberatkan kepada pemerintah," kata Muhadjir.

"Jujur saja, kami sebagai pihaknya yang bertanggung jawab, utamanya kaitannya dengan kesejahteraan mereka, yang mau tidak mau atas dasar kemanusiaan kita juga selama ini kita telah ikut itu, semakin hari semakin membebani," ungkapnya.

Baca juga: TNI AU Kerahkan Pesawat Intai untuk Awasi Pelayaran Ilegal Pengungsi Rohingya

Saat ditanya seperti apa langkah penolakan yang akan dilakukan pemerintah agar tidak menjadi pro dan kontra, Muhadjir menyarankan agar pengungsi sebaiknya dicegah sebelum masuk Indonesia.

Dengan begitu, para pengungsi tidak jadi masuk ke Tanah Air.

"Sebaiknya dicegat sebelum masuk sehingga tidak boleh masuk ke wilayah Indonesia. Dicegah, karena itu, patroli, terutama patroli laut di wilayah-wilayah yang sangat besar peluangnya untuk jadi pintu masuk itu harus dicegat," katanya.

"Itu yang paling mudah itu. Kalau sudah telanjur masuk di Indonesia itu yang bikin kita pusing," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com