Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Ancaman Megawati buat Kader yang Bermanuver, Gibran di Ujung Tanduk?

Kompas.com - 24/10/2023, 15:54 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Putra sulung Presiden Joko Widodo yang juga kader PDI Perjuangan, Gibran Rakabuming Raka, masih bertahan di bawah naungan PDI-P.

Padahal, Gibran telah dideklarasikan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto. Katanya, Prabowo dan Gibran akan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (25/10/2023).

Sampai saat ini, Gibran belum mundur dari keanggotaan partai banteng. Pun PDI-P belum memecat Wali Kota Surakarta itu.

Ditarik mundur ke belakang, Ketua Umum PDI-P Megawati Seokarnoputri pernah mewanti-wanti kadernya untuk tak melakukan manuver politik jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, Megawati mengancam bakal memecat kader yang main dua kaki.

Baca juga: Ketika Dinasti Jokowi Meninggalkan Megawati

Ultimatum Mega ini disampaikan dalam rapat kerja nasional (rakernas) PDI-P, Juni 2022, jauh hari sebelum Gibran dideklarasikan sebagai cawapres kubu lawan.

"Kalian, siapa yang berbuat manuver-manuver, keluar! Karena apa, tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver!" kata Megawati di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

Presiden ke-5 RI itu lantas menyatakan bahwa dirinya punya hak prerogatif untuk mengusung capres dan cawapres PDI-P. Oleh karenanya, seluruh kader diminta patuh pada arahan partai.

"Ingat lho! Lebih baik keluar deh, daripada saya pecati lho kamu, saya pecati lho," kata Megawati.

"Inilah organisasi dari sebuah partai yang namanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang mengikuti aturan partainya dan solid bersama dengan rakyat. Lha kalau hanya mau mejeng-mejeng aja, duh enggak deh," lanjutnya.

Pesan soal manuver politik ini kembali ditegaskan Megawati ketika elite PDI-P memanggil Gibran pada pertengahan Mei 2023. Pemanggilan tersebut imbas pertemuan Gibran dengan Prabowo di Solo, Jawa Tengah, beberapa hari sebelumnya.

Baca juga: Menanti Langkah Tegas Megawati Usai Gibran Terima Mandat Golkar Jadi Cawapres Prabowo

Kepada Gibran, Mega mewanti-wanti supaya menjaga diri dari banyaknya manuver politik jelang Pilpres 2024. Megawati bilang, kader PDI-P harus tegak lurus pada arahan partai.

“Jadi tadi memang banyak ya nasihat-nasihat dari Ibu Megawati Soekarnoputri yang disampaikan melalui saya, ya termasuk bagaimana di dalam pemilu ini banyak yang melakukan dansa-dansa politik, sehingga kita harus kokoh," kata Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers usai memanggil Gibran di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Senin (22/5/2023).

"Berpolitik itu juga harus waspada dari berbagai manuver-manuver politik karena tujuan politik adalah bergerak ke bawah," tuturnya.

Manuver tajam

Siapa sangka, beberapa bulan setelah ultimatum Mega, Gibran benar-benar melakukan manuver tajam. Ia dideklarasikan sebagai bakal cawapres Prabowo pada Minggu (22/10/2023).

Padahal, Prabowo merupakan rival politik Ganjar Pranowo, bakal capres yang diusung PDI-P. Pencapresan Menteri Pertahanan itu didukung oleh Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora.

Halaman:


Terkini Lainnya

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Ketua KPK Ogah Tanggapi Masalah Ghufron Laporkan Dewas ke Bareskrim

Nasional
KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

KPU Sebut Upaya PPP Tembus Parlemen Kandas Sebab Gugatan Banyak Ditolak MK

Nasional
Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Dugaan Rayu PPLN, Ketua KPU Hadiri Sidang DKPP Bareng Korban

Nasional
Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Jokowi Ingatkan BPKP untuk Cegah Penyimpangan, Bukan Cari Kesalahan

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Indonesia Jadi Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Paparkan Strategi Hadapi Tantangan SDA

Nasional
Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Asa PPP Tembus Parlemen Jalur MK di Ambang Sirna

Nasional
Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Ingatkan BPKP Jangan Cari-cari Kesalahan, Jokowi: Hanya Akan Perlambat Pembangunan

Nasional
Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Ada Serangan Teroris di Malaysia, Densus 88 Aktif Monitor Pergerakan di Tanah Air

Nasional
Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Mahfud Blak-blakan Hubungannya dengan Megawati Semakin Dekat Sesudah Ditunjuk Jadi Cawapres

Nasional
Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Mahfud Nilai Pemikiran Megawati Harus Diperhatikan jika Ingin Jadi Negara Maju

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com