Nama Gibran diumumkan usai para ketua umum partai politik Koalisi Indonesia Maju menggelar rapat di kediaman Prabowo. Namun, Gibran tak hadir dalam deklarasi itu.
"Baru saja Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari delapan partai politik, yang dihadiri lengkap oleh ketum masing-masing dan sekjen masing-masing kita telah berembug secara final, secara konsensus, seluruhnya sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai capres Koalisi Indonesia Maju untuk 2024-2029 dan saudara Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden," ujar Prabowo dalam jumpa pers di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, Minggu malam.
Meski Gibran tak hadir di acara deklarasi, Gerindra mengeklaim politikus PDI-P itu telah menerima pinangan menjadi cawapres Prabowo. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, segala persyaratan untuk Gibran menjadi cawapres Prabowo sudah disiapkan.
“Iyalah, persyaratan sudah siap," ujar Dasco saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (23/10/2023).
Terkait ini, Gibran mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo, Arsjad Rasjid.
"Kemarin Jumat malam sudah komunikasi dengan Mbak Puan dan Pak Arsjad. Itu jawaban saya," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Senin (23/10/2023).
Baca juga: Gibran Rakabuming, antara Representasi Kaum Muda dan Politik Dinasti
Namun, Gibran enggan mengungkap isi pembicaraannya dengan Puan maupun Arsjad, apakah dirinya tetap bersama PDI-P, atau hengkang dari partai banteng usai dideklarasikan sebagai cawapres Prabowo.
Meski begitu, kakak kandung Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep itu mengaku siap jika dijatuhi sanksi oleh PDI-P atas dinamika ini.
"Siap, ya," kata Gibran saat ditemui di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/10/2023).
Sementara, Puan Maharani menyebut, hingga Sabtu (21/10/2023) malam, Gibran belum menyatakan keluar atau mundur dari PDI-P. Dengan demikian, pihaknya belum menentukan sanksi untuk Gibran.
“Kan belum keluar. Ya lihat nanti orang belum keluar,” kata Puan, saat ditemui di Grand City Surabaya, Sabtu.
Membaca ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, PDI-P masih gamang dalam menyikapi manuver politik Gibran. Makanya, sampai saat ini partai banteng belum mengambil sikap tegas.
“Sepertinya PDI-P masih sedang dalam kondisi gusar, sehingga masih agak gamang untuk mengambil keputusan,” kata Umam kepada Kompas.com, Senin (23/10/2023).
Merujuk langkah cepat partai banteng dalam memecat sejumlah kader yang dianggap membelot seperti Budiman Sudjatmiko dan Murad Ismail, kata Umam, seharusnya, tak butuh waktu lama buat PDI-P mendepak Gibran.
Apalagi, Megawati pernah mewanti-wanti jajarannya untuk tak bermanuver politik dan mengancam memecat kader yang bermain dua kaki.