Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pengiriman 2 Kapal Selam RI dari Uni Soviet Diintai Pesawat AS

Kompas.com - 15/08/2023, 10:44 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembelian 12 kapal selam kelas Whiskey (W) dari Uni Soviet pada periode 1959 hingga 1960-an menjadi titik awal pembangunan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) atau kini yang bernama TNI Angkatan Laut.

Pembelian kapal selam ini mempunyai tujuan strategis, salah satunya untuk mendukung operasi pembebasan Irian Barat yang kala itu masih dalam kekuasaan Belanda.

Akan tetapi, pengadaan kapal selam tersebut ternyata tidak berjalan mulus.

Ketika dalam pengiriman menuju Tanah Air, pergerakan kapal selam pesanan Indonesia ini dipantau oleh pesawat pengintai Angkatan Laut Amerika Serikat. Dan, peristiwa pengintaian ini tidak terjadi sekali saja.

Pengintaian pertama

Pengintaian pertama terjadi setelah 112 personel ALRI selesai menjalani pelatihan pengoperasian dua kapal selam yang dipesan Indonesia dari Uni Soviet pada 1959.

Sebanyak 112 personel tersebut sebelumnya menjalani seleksi di Malang, Jawa Timur. Salah satu pesertanya ialah Mayor Laut RP Poernomo yang kala itu menjabat Komandan Kapal RI Pati Unus.

Poernomo diperintahkan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya R Soebijakto untuk menjalani pendidikan awak kapal selam.

Baca juga: Kisah Kapal Selam Tjandrasa Sukses Susupkan Pasukan RPKAD ke Teluk Tanah Merah

Dikutip dari buku berjudul "Mission Accomplished" karya Atmadji Sumarkidjo, setelah merampungkan tahap seleksi, mereka berangkat menggunakan kapal sipil berbendera Denmark, MV Heinrich Jessen menuju sebuah pelabuhan di Laut Adriatik, Eropa.

Dari sana mereka melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api melewati negara-negara Blok Timur hingga sampai ke Pelabuhan Gdanz, Polandia.

Poernomo baru sadar. Ia dan personel lainnya tidak menjalani pelatihan di Uni Soviet, melainkan di kapal selam Uni Soviet yang berpangkalan di Polandia.

Pendeknya, latihan demi latihan mereka lakoni. Mereka juga menyerap pendidikan teori dan praktik pengoperasian kapal selam.

Puncak pendidikan ini adalah tahap ujian akhir yang diselenggarakan di Laut Baltik. KSAL Laksamana Madya R Soebijakto rela datang dari Jakarta untuk menyaksikan langsung ujian akhir calon pengawak kapal selam ALRI masa depan.

Tahap ujian akhir dipimpin seorang Laksamana dan sejumlah perwira kapal selam Uni Soviet. Materi ujian akhir di antaranya, trimming bergerak menggunakan snorkel hingga crash dive secara cepat dan tepat.

Baca juga: Saat Indonesia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Belanda Tepat di Peringatan Hari Kemerdekaan

Para peserta didik pun sukses menjalani ujian akhir, sampai-sampai seorang Laksamana Uni Soviet yang memimpin jalannya ujian akhir menyampaikan pujian atas kemampuan peserta didik Indonesia.

Setelah pendidikan rampung, seluruh personel akhirnya pulang ke Tanah Air menggunakan kapal, minus Poernomo dan seorang Kepala Kamar Mesin (KKM). Keduanya pulang menggunakan dua kapal selam yang sebelumnya sudah dipesan Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com