Salin Artikel

Saat Pengiriman 2 Kapal Selam RI dari Uni Soviet Diintai Pesawat AS

Pembelian kapal selam ini mempunyai tujuan strategis, salah satunya untuk mendukung operasi pembebasan Irian Barat yang kala itu masih dalam kekuasaan Belanda.

Akan tetapi, pengadaan kapal selam tersebut ternyata tidak berjalan mulus.

Ketika dalam pengiriman menuju Tanah Air, pergerakan kapal selam pesanan Indonesia ini dipantau oleh pesawat pengintai Angkatan Laut Amerika Serikat. Dan, peristiwa pengintaian ini tidak terjadi sekali saja.

Pengintaian pertama

Pengintaian pertama terjadi setelah 112 personel ALRI selesai menjalani pelatihan pengoperasian dua kapal selam yang dipesan Indonesia dari Uni Soviet pada 1959.

Sebanyak 112 personel tersebut sebelumnya menjalani seleksi di Malang, Jawa Timur. Salah satu pesertanya ialah Mayor Laut RP Poernomo yang kala itu menjabat Komandan Kapal RI Pati Unus.

Poernomo diperintahkan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya R Soebijakto untuk menjalani pendidikan awak kapal selam.

Dikutip dari buku berjudul "Mission Accomplished" karya Atmadji Sumarkidjo, setelah merampungkan tahap seleksi, mereka berangkat menggunakan kapal sipil berbendera Denmark, MV Heinrich Jessen menuju sebuah pelabuhan di Laut Adriatik, Eropa.

Dari sana mereka melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api melewati negara-negara Blok Timur hingga sampai ke Pelabuhan Gdanz, Polandia.

Poernomo baru sadar. Ia dan personel lainnya tidak menjalani pelatihan di Uni Soviet, melainkan di kapal selam Uni Soviet yang berpangkalan di Polandia.

Pendeknya, latihan demi latihan mereka lakoni. Mereka juga menyerap pendidikan teori dan praktik pengoperasian kapal selam.

Puncak pendidikan ini adalah tahap ujian akhir yang diselenggarakan di Laut Baltik. KSAL Laksamana Madya R Soebijakto rela datang dari Jakarta untuk menyaksikan langsung ujian akhir calon pengawak kapal selam ALRI masa depan.

Tahap ujian akhir dipimpin seorang Laksamana dan sejumlah perwira kapal selam Uni Soviet. Materi ujian akhir di antaranya, trimming bergerak menggunakan snorkel hingga crash dive secara cepat dan tepat.

Para peserta didik pun sukses menjalani ujian akhir, sampai-sampai seorang Laksamana Uni Soviet yang memimpin jalannya ujian akhir menyampaikan pujian atas kemampuan peserta didik Indonesia.

Setelah pendidikan rampung, seluruh personel akhirnya pulang ke Tanah Air menggunakan kapal, minus Poernomo dan seorang Kepala Kamar Mesin (KKM). Keduanya pulang menggunakan dua kapal selam yang sebelumnya sudah dipesan Indonesia.

Ketika dalam pengiriman menuju Indonesia, dua kapal selam tersebut masih menggunakan nomor lambung Angkatan Laut Uni Soviet, masing-masing S-79 dan S-91. Kelak dua kapal selam ini dinamai RI Tjakra dan RI Nanggala.

Pada saat pengiriman inilah, dua kapal selam kelas W ini diintai oleh pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat.

Pengintaian kedua

Dua tahun berselang, tepatnya pada 1961, Indonesia kembali mendapatkan empat kapal selam kelas W dari Uni Soviet.

Sama seperti pengiriman pertama, ketika dalam perjalanan menuju Tanah Air, empat kapal selam tersebut juga dipantau langsung oleh pesawat Armada VII AS.

Komandan kapal selam KRI Nagananda Tjipto Wignjoprajitno menuturkan, empat kapal selam ini sebetulnya sengaja meninggalkan Pelabuhan Vladivostok, Uni Soviet, tepat ketika perayaaan Natal pada 25 Desember 1961.

Mereka memprediksi patroli Armada VII AS di Laut Jepang sedang dalam tingkat minimal ketika libur hari Natal datang. Apalagi, ketika berangkat, cuaca sedang cukup buruk. Ombak lautan cukup tinggi dan hujan sangat lebat.

Kondisi ini memungkinkan konvoi kapal ALRI dan kapal sipil yang mengangkut kru ALRI tidak terdeteksi Armada VII AS.

Saat itulah, sebuah pesawat jenis P-3C melintas dan mengambil gambar-gambar pergerakan mereka. Sejak itu, pergerakan mereka mulai diintai ketat hingga memasuki Laut Sulawesi.

Setelah masuk ke Indonesia, kapal-kapal tersebut kemudian diserahkan dan memperkuat armada ALRI.

Selanjutnya, Indonesia kembali mendatangkan enam kapal selam kelas W setelah sebelumnya sudah memiliki enam unit.

Total ada 12 kapal selam yang pernah dimiliki Indonesia ketika kampanye Tri Komando Rakyat atau Trikora bergema untuk membebaskan Irian Barat dari selimut kekuasaan Belanda.

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/15/10440611/saat-pengiriman-2-kapal-selam-ri-dari-uni-soviet-diintai-pesawat-as

Terkini Lainnya

Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke