Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ikrama Masloman
Strategic Manager KCI LSI

Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia

Anies Buntu! Siapa Beruntung?

Kompas.com - 08/06/2023, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJARAH adalah milik mereka yang menang dan mengetahui kemenangan tidak perlu menunggu hingga catatan sejarah itu selesai ditulis.

Dengan membaca opini publik dan kemampuan merasakan bergesernya arah mata angin politik (lugas/semiotik) dari aktor-aktor kunci, seperti pimpinan partai, presiden dan kelompok kepentingan, maka dari arah mana angin kemenangan itu berhempus bukanlah perkara sulit untuk dirasakan.

Menjelang delapan bulan perhelatan akbar Pilpres 2024, angin kemenangan Anies Baswedan makin kecil berembus, kian sepoi-sepoinya saja terasa.

Hal itu tergambar dalam survei teranyar Lingkaran Survei Indonesia pada Mei 2023, yang menempatkan Anies Baswedan pada posisi bontot dari tiga kandidat dengan elektabilitas 20,8 persen.

Angka ini tidak bergerak naik, bahkan cenderung turun jika dibanding survei tahun sebelumnya Mei 2022 sebesar 21,4 persen.

Kebuntuan Anies diperparah kesenjangan elektabilitas dibanding dua kompetitornya yang terpaut lebih dari 10 persen, dengan swing voters yang hanya tersisa 13,4 persen.

Sekalipun kita simulasikan 90 persen pemilih mengambang itu bermigrasi penuh mendukung Anies, itu pun belum menempatkannya pada posisi pemenang.

Setidaknya ada dua alasan mengapa Anies Baswedan mengalami kebuntuan.

Pertama kebuntuan strategis. Secara basis pemilih, tidak terlihat adanya progres untuk menambah ceruk pemilih baru, jika menggunakan perceptual mapping.

Secara persepsi Anies berada pada spektrum kanan yang lebih mengakomodasi agama dan Islam ketimbang sekuler dan kebangsaan.

Berada di tengah sedikit ke kanan pada spektrum developmentalisme ketimbang sosialisme dan pada spektrum personal dinilai elitis ketimbang populis.

Secara personal Anies memang tidak pernah bermain api, dengan masuk pada ranah ekstrem kiri atau kanan. Namun dengan tidak melerai atau membiarkan arus suara pendukungnya, maka persepsi khalayak terbentuk dari arus pembiaran tersebut.

Kedua, kebuntuan strategis yang lahir dari ketidakcermatan membaca pasar politik. Minimnya gimmick politik baru, tanpa narasi besar yang kuat dan tawaran program.

Anies masih saja berkubang dengan kata-kata bersayapnya, sesekali menjawab dengan nada diplomatis “lihat saja rekam jejak”, yang mungkin tidak sedikit publik yang bisa menjawab itu.

Anies semestinya mencari cerita sukses Jakarta yang penting bagi publik. Memilih tiga sampai lima sukses saja, untuk dikapitalisasi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com