Ada pola reciprocal (timbal balik) seperti siapa yang menentukan cawapres, apa kompensasi pihak yang tidak dapat posisi cawapres dan lainnya.
Kita tahu cawapres itu, tidak hanya nama di kertas suara, namun memiliki efek ekor jas (dampak suara) terhadap partai politik.
Belum tuntasnya hal ini terlihat bagaimana partai pengusung masih cawe-cawe seleksi calon cawapres di luar kader partai pengusung, juga melakukan safari dan komunikasi politik dengan partai pengusung kandidat lain.
Data LSI Mei 2023, memotret simulasi tanpa Anies Baswedan. Suara Anies Baswedan ternyata mengalir pada dua kandidat Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Namun irisan suara terbesar mengalir ke Prabowo Subianto. Jika dua kandidat ini bertarung, Prabowo Subianto memperoleh elektabilitas 50,4 persen dan Ganjar Pranowo 43,2 persen. Prabowo unggul 7,2 persen atas Ganjar Pranowo.
Namun tim strategis Ganjar Pranowo pasti punya taktik untuk mengaet migrasi suara Anies Baswedan. Pasalnya, untuk menang tidak hanya dengan suara pemilih kandidat, namun harus masuk menarik pemilih lawan.
Apalagi Ganjar digadang punya kedekatan dengan kelompok Muslim di mana ia menantu dari seorang Kiai, sehingga ada yang menyebut Ganjar sebagai "Jokowi plus", karena selain personality juga punya pintu masuk kuat untuk sentimen Islam.
Walaupun hal itu tidak otomatis, tergambar kesulitan yang akan dihadapi. Ganjar Pranowo berada pada spektrum yang sangat berseberangan dengan Anies Baswedan.
Sedangkan posisi tengah yang ditempati Prabowo, adalah kemewahan tersendiri, karena dapat menjadi melting pot migrasi suara mereka yang di kiri atau kanan pertarungan pilpres ini.
Tentu delapan bulan tersisa apapun bisa terjadi. Namun menjaga posisi tengah ini telah diantisipasi oleh Prabowo Subianto.
Prabowo harus memastikan tidak terjadi kesalahan atau blunder apapun, sehingga dapat mempertahankan posisi, sehingga dapat menghapus penantian panjangnya dalam pertarungan pamungkas ini, sembari mengutip puisi Pablo Neruda “Kamu bisa memotong semua bunga yang ada, tapi kamu tidak bisa mencegah musim semi datang.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.