Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat PDI-P Pertanyakan "Legacy" Anies: Jakarta Macet hingga Pertanyakan Tingkat Kemiskinan

Kompas.com - 23/05/2023, 07:46 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Said Abdullah balik mengkritik bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.

Kritik itu disampaikan setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu membanding-bandingkan pembangunan jalanan era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden saat ini, Joko Widodo (Jokowi).

Said mempertanyakan warisan atau legacy yang ditinggalkan oleh Anies yang pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dia menyebut Jakarta tetap macet meski sudah diurus oleh Anies.

"Legacy-nya Anies tetap saja, Jakarta macet total. Apa yang bisa dibanggakan dari Jakarta? Lampu pernak-pernik seperti Singapura? Tingkat kemiskinannya lebih parah? Padahal penduduknya lebih sedikit, anggarannya paling besar. Dan itu fakta, itu faktanya, bukannya kata saya, kata BPS," ujar Said saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Senin (22/5/2023).

Baca juga: Anies Bandingkan Pembangunan Jalan Zaman SBY dan Jokowi, Hasto: Suruh Lihat Jakarta Saja

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto justru balik meminta Anies melihat DKI Jakarta saat dimintai tanggapan soal kritik Anies ke Presiden Jokowi.

"Ya, Mas Anies suruh lihat Jakarta saja," singkat Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta.

Tingkat kemacetan

Berdasarkan data lembaga pemeringkatan lalu lintas dunia, Tomtom Internasional BV, indeks kemacetan di DKI Jakarta naik dari peringkat ke 46 pada 2021 menjadi ke-29 pada 2022.

Kenaikan ini, salah satunya, didorong perubahan pola transportasi masyarakat usai pemerintah tak lagi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kebijakan yang diambil untuk mengantasi pandemi Covid-19. Akibatnya lalu lintas kembali sibuk, sehingga kemacetan pun tak terhindarkan.

Adapun lembaga ini mengukur indeks kemacetan di 389 kota di 56 negara di seluruh dunia, di mana Jakarta menjadi salah satunya.

Pada 2019, Tomtom pernah menempatkan indeks kemacetan DKI Jakarta di peringkat ke-10. Bahkan, Asian Development Bank (ADB) pada periode yang sama, menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pernah menobatkan Jakarta sebagai kota termacet nomor 10 di Asia dengan tingkat kemacetan 53 persen.

Baca juga: Unggah Video Hoaks Panglima TNI Dukung Anies, Pemilik Akun YouTube Menara Istana Dilaporkan ke Polisi

Kemacetan ini, menurut Bank Dunia atau World Bank berpotensi merugikan negara hingga Rp 65 triliun per tahun.

Setelah Anies digantikan Heru Budi Hartono, Pemprov DKI melakukan terobosan untuk mengurangi kemacetan di DKI Jakarta. Salah satunya membongkar trotoar dan jalur sepeda di kawasan Simpang Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Namun, kebijakan tersebut rupanya tak cukup ampuh mengurai kemacetan yang terjadi.

Kemiskinan DKI

Sementara itu, jumlah penduduk DKI Jakarta pada 2022 mencapai 10,6 juta jiwa dengan tingkat kemiskinan per September 2022 mencapai 4,61 persen (494.030 jiwa). Angka kemiskinan di DKI Jakarta untuk pertama kali bergerak turun sejak pandemi Covid-19, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta.

Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Said Abdullah.DOK. Humas PDIP Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Said Abdullah.

Pada September 2019, ada sekitar 362.000 penduduk miskin DKI (3,42 persen). Angka itu kemudian melonjak menjadi 497.000 (4,53 persen) setahun kemudian, dan kembali naik menjadi 498.000 (4,67 persen) pada September 2021.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com