Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat PDI-P Pertanyakan "Legacy" Anies: Jakarta Macet hingga Pertanyakan Tingkat Kemiskinan

Kompas.com - 23/05/2023, 07:46 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

Berkurangnya jumlah penduduk miskin per September 2022 didorong oleh beberapa indikator makro ekonomi. Misalnya, pertumbuhan ekonomi 5,94 persen dan berkurangnya pengangguran 63.000 orang. Selain itu, terdapat 138.000 tenaga kerja baru.

Di sisi lain, laju inflasi tercatat lebih besar dibandingkan periode sebelumnya (2,06 persen) akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada September. Namun, bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah pusat dan daerah pada akhirnya ikut berkontribusi dalam menjaga tingkat konsumsi masyarakat.

Baca juga: Hasto Balas Anies Soal Tokoh Jogging dan Selfie, Sindir Soal Politik Identitas

Hal ini meringangkan beban pengeluaran konsumsi, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin.

 

Jokowi diklaim lebih jelas

Sementara itu, Said mengklaim, legacy Jokowi sebagai Presiden lebih jelas. Ia pun menilai bahwa publik puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi.

Berdasarkan riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, kepuasan publik terhadap kinerja Presiden mencapai 82 persen. Hasil ini merupakan yang tertinggi berdasarkan riset yang dilakukan LSI.

Salah satu faktor yang membuat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi tinggi adalah kerja-kerja pemerintahan di sektor ekonomi, terutama dalam menekan laju inflasi.

Baca juga: Jawab Kritik Anies, Moeldoko: Jalan Tol Juga Dinikmati Rakyat Kecil

Di sisi lain, Said justru bingung dengan Anies, yang menurutnya, justru menutup-nutupi kesalahan dirinya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.

"Kenapa Anies nimba orang lain? Menutupi apa kesalahan yang dia lakukan selama jadi Gubernur DKI. Biasalah yang seperti itu. Lubang sendiri yang ditutup, dia tembak orang lain," tuturnya.

Said menuding Anies hanya ingin mencari perhatian publik dengan membanding-bandingkan pembangunan era SBY dengan Jokowi.

Dia lantas mengkritik kebijakan Anies yang membuat lubang untuk mengatasi banjir. Said menyebut Anies hanya buang-buang anggaran DKI Jakarta.

Baca juga: Kata Anies, Kekayaan Mineral Babel Belum Dinikmati secara Adil

"Ketika air hujan jatuh ke bumi, harusnya masuk ke bumi, tidak dialirkan ke laut, maka dia membuat lubang di jalan-jalan. Nah lubangnya sekarang mulai ditutup. Itu justru membuang anggaran APBD DKI sia-sia," imbuh Said.

Diketahui, di era Anies memang banyak dibuat sumur resapan untuk merealisasikan konsep "air hujan dialirkan masuk ke tanah" yang selalu digaungkannya saat Pilkada DKI 2017 lalu. Konsep ini tetap dilanjutkan meski kepemimpinan Anies digantikan Heru.

Bahkan, pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur juga akan mengadopsi konsep serupa dengan nama berbeda, yakni "Kota Spons".

Secara singkat di dalam Lampiran II Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN disebutkan bahwa "Kota spons mengacu pada kota yang berperan seperti spons yang mampu menahan air hujan agar tidak langsung melimpas ke saluran-saluran drainase dan yang mampu meningkatkan peresapan ke dalam tanah sehingga bahaya banjir dapat berkurang serta kualitas dan kuantitas air dapat meningkat melalui penyaringan tanah dan penyimpanan dalam tanah (akuifer)."

Baca juga: Mengenal Jalan Nasional Tak Berbayar yang Disebut Anies, Apa Artinya?

Kritik Anies 

Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalan nasional tak berbayar di era kepemimpinan Presiden SBY dua kali lebih panjang dibandingkan era Presiden Jokowi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com