Berkurangnya jumlah penduduk miskin per September 2022 didorong oleh beberapa indikator makro ekonomi. Misalnya, pertumbuhan ekonomi 5,94 persen dan berkurangnya pengangguran 63.000 orang. Selain itu, terdapat 138.000 tenaga kerja baru.
Di sisi lain, laju inflasi tercatat lebih besar dibandingkan periode sebelumnya (2,06 persen) akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada September. Namun, bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah pusat dan daerah pada akhirnya ikut berkontribusi dalam menjaga tingkat konsumsi masyarakat.
Baca juga: Hasto Balas Anies Soal Tokoh Jogging dan Selfie, Sindir Soal Politik Identitas
Hal ini meringangkan beban pengeluaran konsumsi, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin.
Sementara itu, Said mengklaim, legacy Jokowi sebagai Presiden lebih jelas. Ia pun menilai bahwa publik puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi.
Berdasarkan riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru, kepuasan publik terhadap kinerja Presiden mencapai 82 persen. Hasil ini merupakan yang tertinggi berdasarkan riset yang dilakukan LSI.
Salah satu faktor yang membuat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi tinggi adalah kerja-kerja pemerintahan di sektor ekonomi, terutama dalam menekan laju inflasi.
Baca juga: Jawab Kritik Anies, Moeldoko: Jalan Tol Juga Dinikmati Rakyat Kecil
Di sisi lain, Said justru bingung dengan Anies, yang menurutnya, justru menutup-nutupi kesalahan dirinya saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Kenapa Anies nimba orang lain? Menutupi apa kesalahan yang dia lakukan selama jadi Gubernur DKI. Biasalah yang seperti itu. Lubang sendiri yang ditutup, dia tembak orang lain," tuturnya.
Said menuding Anies hanya ingin mencari perhatian publik dengan membanding-bandingkan pembangunan era SBY dengan Jokowi.
Dia lantas mengkritik kebijakan Anies yang membuat lubang untuk mengatasi banjir. Said menyebut Anies hanya buang-buang anggaran DKI Jakarta.
Baca juga: Kata Anies, Kekayaan Mineral Babel Belum Dinikmati secara Adil
"Ketika air hujan jatuh ke bumi, harusnya masuk ke bumi, tidak dialirkan ke laut, maka dia membuat lubang di jalan-jalan. Nah lubangnya sekarang mulai ditutup. Itu justru membuang anggaran APBD DKI sia-sia," imbuh Said.
Diketahui, di era Anies memang banyak dibuat sumur resapan untuk merealisasikan konsep "air hujan dialirkan masuk ke tanah" yang selalu digaungkannya saat Pilkada DKI 2017 lalu. Konsep ini tetap dilanjutkan meski kepemimpinan Anies digantikan Heru.
Bahkan, pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur juga akan mengadopsi konsep serupa dengan nama berbeda, yakni "Kota Spons".
Secara singkat di dalam Lampiran II Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN disebutkan bahwa "Kota spons mengacu pada kota yang berperan seperti spons yang mampu menahan air hujan agar tidak langsung melimpas ke saluran-saluran drainase dan yang mampu meningkatkan peresapan ke dalam tanah sehingga bahaya banjir dapat berkurang serta kualitas dan kuantitas air dapat meningkat melalui penyaringan tanah dan penyimpanan dalam tanah (akuifer)."
Baca juga: Mengenal Jalan Nasional Tak Berbayar yang Disebut Anies, Apa Artinya?
Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan, pembangunan jalan nasional tak berbayar di era kepemimpinan Presiden SBY dua kali lebih panjang dibandingkan era Presiden Jokowi.