Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Petinggi Gaungkan Perpanjangan Jabatan Presiden, Anies: Jangan Pernah Dibiarkan...

Kompas.com - 21/05/2023, 22:49 WIB
Fika Nurul Ulya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal Calon Presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan berpesan, masyarakat harus jeli dengan perubahan yang kecil-kecil, termasuk soal isu perpanjangan jabatan presiden.

Adapun pesan ini disampaikan Anies saat hadir dalam acara Temu Kebangsaan Relawan Anies di lapangan tenis indoor Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/5/2023).

Mulanya, Anies menyinggung banyaknya mafia di negeri ini, bahkan eksis hampir di semua lini. Proses penyimpangan itu terjadi pelan-pelan.

Bila pemimpin tidak sensitif pada persoalan ini, maka mafia akan secara bertahap merusak Indonesia. Hal itulah yang membuat Anies berpesan agar jeli dengan sekecil apapun perubahan.

Baca juga: Anies Sebut Pembangunan Jalan Nasional di Era SBY Lebih Panjang dari Jokowi, KSP: Cara Berpikir Jangan Parsial

"Ketika bicara tentang 25 tahun reformasi, amanat yang harus kita pegang adalah komitmen untuk melihat perubahan yang kecil-kecil ini, pelan-pelan, gradual. Jadi kalau ada yang punya ide untuk mengubah, kita harus hadapi dan kita harus hentikan," kata Anies dalam acara tersebut.

Tak lama, ia pun menyinggung soal banyaknya para petinggi negara yang mengajukan agar masa jabatan presiden diperpanjang.

Saat ini, presiden hanya bisa menjabat selama dua periode. Masing-masing periode memiliki waktu lima tahun.

Anies mengisyaratkan, perpanjangan masa jabatan presiden merupakan praktek perubahan kecil yang dia maksud.

"Ketika ada gagasan untuk perpanjang, maka kita komit dengan aspirasi reformasi. Kalau ada petinggi negeri ini yang pelan-pelan mencoba menggeser, jangan pernah dibiarkan. Jangan sampai kita tidak sadar atas penyimpangan yang dilakukan secara pelan-pelan," tuturnya.

Baca juga: Anies Baswedan Sebut Siapapun Boleh Nyapres, Negara Jangan Melarang

Anies pun menyamainya perubahan pelan-pelan itu dengan seekor katak yang dimasukkan ke dalam panci berisi air secara perlahan-lahan.

Adapun ilustrasi ini sebelumnya dia gambarkan untuk menjelaskan cara kerja mafia.

Anies mengibaratkan seekor katak yang dimasukkan ke dalam sebuah ke panci berisi air dingin. Kemudian panci tersebut dipanaskan perlahan-lahan hingga airnya mendidih dan katak akan mati di dalamnya.

Hal ini kata Anies, berbeda ketika katak dilemparkan ke panci yang airnya sudah mendidih. Tentu saja, katak tersebut akan langsung melompat ke luar.

"(Artinya) bila kita tidak menyadari pertumbuhan mafia terus-menerus, maka bangsa kita akan habis karena mafia. Saatnya kita sadari ini adalah problematika yang harus kita hadapi sama-sama," jelas Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com