Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konstelasi Politik Disebut Bisa Berubah, jika Parpol Koalisi Jokowi Tak Usung Ganjar Capres

Kompas.com - 03/05/2023, 07:27 WIB
Tatang Guritno,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai konstelasi politik Tanah Air bisa berubah total imbas partai politik (parpol) koalisi Presiden Joko Widodo tak ikut mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).

Menurutnya, kemungkinan itu yang membuat Jokowi mengumpulkan enam ketua umum parpol koalisi pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (2/5/2023) malam.

“Partai-partai politik akan memberikan respons dan statement politiknya, bagaimana keinginan dan kepentingan politik mereka ke depan,” sebut Adi pada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Baca juga: Capres yang Bisa Rebut Suara Buruh Dinilai Berpeluang Menang Pilpres 2024

Ia menuturkan, saat ini baru PDI-P dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang telah resmi mengusung Gubernur Jawa Tengah itu sebagai capres.

Sedangkan, empat parpol koalisi pemerintah lainnya, yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) belum menyatakan sikap.

“Saya kira itu yang akan dilihat dan dicarikan titik temunya,” kata dia.

Adi lantas membeberkan beberapa hal yang penting untuk dijawab oleh keempat parpol tersebut. Pertama, Golkar. Apakah tetap kukuh mengajukan Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai capres?

Kedua, sikap PAN juga harus diketahui, apakah bakal mengikuti jejak PPP untuk ikut mendukung Ganjar, atau tetap maju bersama Golkar karena keduanya pun mencukupi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi DPR RI.

“Termasuk, misalkan yang pasti dibicarakan bagaimana pandangan politik Gerindra? Apakah Gerindra akan tetap harga mati untuk maju 2024? Kalau tetap harga mati tentu konsekuensinya akan terjadi head to head dengan Ganjar, dengan PDI-P,” papar dia.

Baca juga: Dukung Ganjar, PPP Anggap Kelanjutan Sejarah Bersatunya Ideologi Nasionalis dan Islam

Terakhir, Jokowi juga diprediksi ingin mengetahui langkah PKB yang hari ini sudah membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama Gerindra.

“Ini yang kemudian konstelasi politik nasional terutama di internal koalisi jokowi bergerak secara dinamis bahkan sangat mungkin berubah total,” ucap Adi.

Menurut Adi, jika keempat parpol memiliki sikap politik yang berbeda, maka yang harus dipersiapkan tak hanya berhadapan dengan Ganjar dan PDI-P, tapi juga berseberangan dengan Jokowi.

“Karena bagaimana pun jokowi itu kader PDIP bukan kader yang lain,” ujar dia.

Diketahui Presiden Joko Widodo mengundang enam ketua umum parpol yang menjadi koalisi pemerintah saat ini. Sementara satu parpol, yakni Partai Nasdem mengaku tidak mendapatkan undangan dari Istana.

Pertemuan itu dihadiri oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Muhaminin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, serta Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com