Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas PDI-P Terdampak Pembatalan Piala Dunia U20, Survei Indikator: Jadi Beda Tipis dengan Gerindra

Kompas.com - 20/04/2023, 09:46 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatalan Piala Dunia U20 di Indonesia berdampak pada elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang kini hanya terpaut tipis dengan Partai Gerindra di posisi kedua.

Setidaknya, hal itu terekam dalam survei Indikator Politik Indonesia terkini, di mana menunjukkan elektabilitas PDI-P tetap teratas dengan 15,2 persen. Sementara Gerindra 14,7 persen.

"Itu elektabilitas PDI-P itu beda sangat tipis dengan Gerindra," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei di YouTube Indikator Politik, dikutip Kompas.com, Kamis (20/4/2023).

"Nah, ini artinya di antara mereka yang tahu, gitu ya, itu Gerindra mendapatkan keuntungan dari sikap PDI Perjuangan yang menolak kehadiran Timnas Israel," ujarnya lagi.

Baca juga: Survei Indikator Politik: Elektabilitas Prabowo 22,2 Persen, Ganjar 19,8 Persen

Sementara itu, di posisi ketiga ada Partai Golkar dengan 8,8 persen.

Posisi empat diduduki oleh Partai Demokrat dengan 6,3 persen. Posisi lima ada Partai Nasdem dengan 6,3 persen.

Selanjutnya, di posisi enam ada PKB dengan 6,2 persen. Posisi tujuh ada PKS dengan 5,2 persen.

Disusul Partai Perindo di posisi delapan dengan 3,6 persen. Kemudian, PAN dengan 2,1 persen.

Sementara itu, PPP dengan elektabilitas 1,9 persen. Lalu, PSI elektabilitasnya 0,8 persen.

Baca juga: Soal Syarat Capres dari PDI-P untuk Berkoalisi, Hasto: Ini Sudah Diputuskan Kongres

Burhanuddin menjelaskan, elektabilitas PDI-P justru lebih besar di kalangan yang tidak tahu FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia dalam gelaran Piala Dunia U20.

"Semakin tahu FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20, elektabilitas PDI-P semakin tertekan," kata Burhanuddin.

"Nah, jadi artinya ada efek pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U20 itu. Ini membuktikan ada indikasi pembatalan FIFA itu punya efek terhadap elektabilitas PDI-P," ujarnya lagi.

Berikut paparan survei Indikator Politik Indonesia terkini terkait elektabilitas partai politik:

  1. PDI-P 15,2 persen
  2. Gerindra 14,7 persen
  3. Golkar 8,8 persen
  4. Demokrat 6,3 persen
  5. Nasdem 6,3 persen
  6. PKB 6,2 persen
  7. PKS 5,2 persen
  8. Perindo 3,6 persen
  9. PAN 2,1 persen
  10. PPP 1,9 persen
  11. PSI 0,8 persen
  12. Partai Ummat 0,8 persen
  13. Partai Buruh 0,5 persen
  14. Gelora 0,5 persen
  15. PKN 0,4 persen
  16. Garuda 0,4 persen
  17. PBB 0,3 persen
  18. Hanura 0,2 persen
  19. TT/TJ (tidak tahu/tidak jawab) 25,7 persen

Baca juga: Hasto Ungkap PDI-P Bertemu Golkar-Gerindra, Bahas Persoalan Sistem Pemilu

Sebagai informasi, survei Indikator Politik Indonesia kali ini dilakukan pada 8-13 April 2023.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang telah dilatih.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). Adapun RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1.212 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: PDI-P Beri Sinyal Umumkan Capres Saat Bulan Juni 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com