Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Franz Magnis Sentil Parpol Sibuk Urus Capres ketimbang Adu Gagasan

Kompas.com - 17/03/2023, 12:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Filsafat Sekolah Tinggi Driyarkara, Franz Magnis Suseno, mengkritik partai politik yang lebih sibuk mengurus koalisi dan pencalonan presiden tanpa mengemukakan gagasan berarti menjelang Pemilu 2024.

Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Romo Magnis itu pada Seminar Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI bertajuk "Menyongsong Kontestasi Demokrasi; Mencari Wakil Rakyat yang Bervisi, Bernurani dan Berparadigma Etis" di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (17/3/2023).

"Terus terang saja sampai sekarang yang kita lihat, terutama dalam pembicaraan berbagai kombinasi capres dan cawapres, dapat membuat kita ragu-ragu," kata Magnis dalam paparannya.

Baca juga: Jaga Stabilitas Negara, Lodewijk Paulus Gaungkan Politik Damai untuk Sambut Pemilu 2024

"Yang terus dibicarakan hanya siapa (capres), dengan (cawapres) siapa, dukungan dari partai mana, dan sebagainya," lanjut dia.

Padahal, esensi dalam kompetisi seperti pemilu adalah persaingan gagasan. Magnis mengkritik bahwa partai politik sebagai peserta pemilu semestinya peka terhadap berbagai isu yang menjadi masalah kebangsaan.

Ia mengambil contoh, misalnya, angka kemiskinan di Indonesia masih jadi masalah yang hingga kini belum teratasi, tetapi luput dalam diskursus partai politik jelang Pemilu 2024.

Baca juga: Endorsement dari Presiden Harusnya untuk Yakinkan Tahapan Pemilu Berhasil, Bukan terhadap Capres

Isu-isu lain, seperti kedaulatan pangan, pendidikan, dan masalah korupsi yang tak kunjung beres, seharusnya menjadi fokus pembicaraan sebagai gagasan politik menjelang kontestasi.

"Yang harus kita tanyakan, partai Anda menjanjikan apa kalau didukung dalam pemilihan yang akan datang? Kalau Anda dipilih menjadi presiden atau wakil presiden, begitu pula kalau Anda dipilih untuk mewakili kami, tindakan apa yang Anda akan ambil?" ungkap Magnis.

"Dalam perekonomian, langkah perekonomian apa yang Anda akan ambil mengingat masih 10 persen bangsa hidup di garis kemiskinan?" ucap dia.

Baca juga: KIB Tak Kunjung Umumkan Calon, PAN: Historis Pemilu, Penentuan Capres-Cawapres di Saat Terakhir

Karena absennya gagasan dalam diskursus politik hari-hari belakangan, Magnis berharap agar pemilih betul-betul aktif mencari tahu rekam jejak tokoh-tokoh politik yang mencalonkan diri.

"Kalau kita mau memilih wakil kita yang bermutu, kita harus mengecek apakah mereka punya visi, berhati nurani, dan berpandangan etis," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com