Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Sesuatu di Balik Prestasi Jokowi Semasa SMA...

Kompas.com - 19/10/2022, 07:53 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Editor

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dikenal sebagai murid yang pandai di bidang akademik saat mengenyam bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal itu diungkapkan salah seorang teman sebangku Presiden Jokowi di SMAN 6 Surakarta bernama Mahmud Nurwindu saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (15/10/2022).

"Dulu itu, beliau orangnya, ya tekun, ya rajin, ya pintar. Karena dia ranking utama terus itu di kelas 1, 2, dan 3," kenang Mahmud.

"Kalau kami yang lainnya ini paling-paling gantian ranking 2, 3, 4, 5. Pak Jokowi itu tidak pernah tergeser dari ranking 1. Ini sangat bisa dikonfirmasi ke teman-teman yang lain," lanjut dia.

Baca juga: Teman SD Jokowi: Sekolah Bertahun-tahun Tiba-tiba Diisukan Ijazah Palsu, Kasihan...

Selain moncer di atas kertas guru, Jokowi remaja juga dikenal sebagai anak baik-baik. Misalnya, setelah jam sekolah usai, Jokowi memilih langsung pulang ketimbang main atau jalan-jalan bersama teman lainnya.

Kalaupun ada momen main-main, lanjut Mahmud, hal yang paling sering terjadi adalah teman-teman yang datang bermain ke rumah Jokowi.

"Atau paling kalau kita dolan (jalan-jalan), saya masih ingat ini, nyari buku atau kerjain karya tulis di Tawangmangu. Begitu saja," kenang Mahmud.

Awalnya, Mahmud merasa bahwa Jokowi remaja bukanlah teman yang asyik. Tetapi seiring dengan waktu, penilaiannya itu berubah.

Baca juga: Ini Hasil Penelusuran Soal Ijazah SMA Jokowi yang Diisukan Hasil Mencuri

Ada sesuatu pada kehidupan Jokowi yang membuat Mahmud memaklumi, bahkan mendukung, jalan lurus yang ditapaki temannya tersebut.

"Pak Noto dan Bu Noto (orangtua Jokowi) ini kan punya anak empat. Nomor satu (sulung) itu Pak Jokowi. Beliau laki-laki sendiri dan tiga adiknya perempuan," ujar Mahmud.

"Sebagai si sulung, Pak Jokowi ini ingin memberikan contoh kepada adik-adiknya soal belajar yang baik. Makanya dia berbuat seperti itu," lanjut dia.

 

 

Sikap Jokowi tersebut menjadi suri tauladan bagi Mahmud dan kawan-kawan. Tanpa disadari, sikap dan perilaku yang ditunjukkan Jokowi sehari-hari akhirnya turut mengubah kehidupannya pada masa remaja.

Mahmud sendiri diketahui merupakan teman seangkatan Presiden Joko Widodo di SMAN 6 Surakarta. Mereka masuk ke SMA tersebut pada Januari 1977.

Baca juga: Teman SMP: Yang Mempermasalahkan Ijazah Pak Jokowi Itu Kurang Kerjaan!

Saat menginjak kelas 1, Mahmud dan Jokowi duduk satu bangku. Mahmud sebelumnya memang sudah mengenal Jokowi. Sebab, teman SMP Jokowi merupakan tetangga Mahmud.

"Saya bisa sebangku itu karena teman SMP-nya Pak Jokowi itu tetangga saya. Jadi, sebelum masuk SMA, ya sudah kenal. Makanya ketika pas masuk kelas 1 SMA, kami sama-sama nyari yang sudah kenal saja. Akhirnya jadi duduk satu bangku," ujar Mahmud.

Memasuki kelas 2 dan 3, Mahmud juga berada satu kelas dengan Jokowi. Tetapi, tidak lagi duduk di bangku yang sama.

Angkatan Mahmud dan Jokowi kemudian lulus dari SMAN 6 Surakarta pada April 1980.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com