Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AKBP Ari Cahya Sempat Lihat Jasad Yosua Tergeletak, Sambo Bilang Ditembak Bharada Richard

Kompas.com - 19/10/2022, 10:20 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Jaksa penuntut umum (JPU) mengungkapkan, eks Kadiv Propam Ferdy Sambo berbohong kepada para anak buahnya mengenai penyebab kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Berdasarkan surat dakwaan JPU dalam kasus perintangan penyidikan, setelah kematian Yosua, Sambo memiliki niat untuk menutupi fakta sebenarnya dan mengaburkan tindak pidana yang telah terjadi.

Untuk itu, ia menghubungi dua anak buahnya, Brigjen Polisi Hendra Kurniawan dan AKBP Ari Cahya Nugraha untuk datang ke tempat kejadian perkara yakni rumah dinas Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Baca juga: Brigjen Hendra Kurniawan Dibohongi Ferdy Sambo saat Baru Tiba di TKP Pembunuhan Yosua

Setibanya di rumah Sambo, Ari Cahya diajak masuk ke dalam rumah oleh Sambo dan melihat seseorang tergeletak di bawah tangga.

Ari pun bertanya kepada Sambo, "siapa orang tersebut?"

Di sinilah Sambo berbohong dengan menyebut Yosua tewas akibat baku tembak dengan Bharada Richar Eliezer setelah melecehkan istri Sambo, Putri Candrawathi.

"Orang yang tergeletak dibawah tangga tersebut adalah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di mana telah terjadi tembak menembak dengan saudara Richard, karena Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat berani melecehkan Ibu," kata JPU menirukan ucapan Sambo.

Baca juga: Minta Anak Buah Cek CCTV TKP Tewasnya Yosua, Sambo: Biar Tak Gaduh, Ini Menyangkut Mbakmu

Selanjutnya, Ari Cahya pun bertemu dengan Richard dan menanyakan apakah benar bahwa Richard yang menembak.

"Siap komandan, saya yang melakukan penembakan, disebabkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang melakukan penembakan duluan kepada saya," jawab Richard saat itu.

JPU mengatakan, perkataan Richard itu telah diatur oleh Sambo untuk menutupi fakta sebenarnya yakni tidak terjadi baku tembak antara Richard dan Yosua. Namun, Yosua tewas setelah ditembak oleh Richard dan Sambo.

Sambo kembali berbohong ketika Hnedra Kurniawan tiba di rumah dinas Sambo. Saat itu, Hendra bertanya kepada Sambo mengenai apa yang terjadi.

"Dijawab oleh saksi Ferdy Sambo, 'ada pelecehan terhadap Mbakmu', kemudian saksi Ferdy Sambo melanjutkan ceritanya bahwa Mbakmu teriak-teriak saat kejadian itu," ujar JPU.

JPU menyebutkan, Sambo pun berkata bahwa akibat kejadian itu Yosua panik dan keluar dari kamar putri karena ketahuan oleh Richard.

Sambo lalu menyebut bahwa Yosua yang berada di lantai bawah menembak Richard yang berdiri di tangga lantai dua sehingga terjadilah saling tembak di antara mereka yang menyebabkan Yosua tewas.

Baca juga: Kagetnya AKBP Arif Rachman Lihat Brigadir J Ternyata Masih Hidup di CCTV, Berujung Patahkan Laptop

"Inilah cerita yang direkayasa saksi Ferdy Sambo lalu disampaikan kepada saksi Hendra Kurniawan," kata JPU.

Dalam kasus perintangan penyidikan ini, ada tujuh orang berstatus terdakwa yakni Ferdy Sambo, Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman, Kompol Baiquni Wibowo, Kompol Chuck Putranto, dan AKP Irfan Widyanto.

Sementara, dalam kasus pokoknya yakni pembunuhuan berencana terhadap Yosua, ada lima terdakwa yaitu Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal Wibowo, Richard Eliezer, dan Kuat Ma'ruf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com