JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong agar pemerintah menetapkan hari berkabung nasional atas tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 125 supporter sepakbola.
"Mendorong pemerintah tetapkan hari berkabung nasional atas tragedi tewasnya ratusan supporter di Kanjuruhan, termasuk korban usia anak dan mengheningkan cipta serentak selama 3 menit," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Hasil Investigasi-Rekomendasi Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan Akan Dilaporkan ke Presiden
Selain mendorong adanya hari berkabung nasional, Retno juga mendesak agar pemerintah melakukan penyelidikan peristiwa tersebut.
Penyelidikan dianggap penting karena tragedi ini menghilangkan ratusan jiwa, termasuk anak-anak.
Desakan Retno ini sudah direspons oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dirampungkan hari ini.
Baca juga: Pelatih Arema FC soal Tragedi Kanjuruhan: Sorot Polisi, Sebut Stadion Tak Siap
Retno juga mendorong agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bisa melakukan evaluasi terhadap aparat yang bertugas pada saat tragedi terjadi.
"Mendorong Kapolri untuk melakukan evaluasi secara tegas atas tragedi yang terjadi," imbuh Retno.
Terakhir, Retno menegaskan peristiwa itu tak terlepas dari tanggungjawab negara.
Sebab itu, kata Retno, negara harus bertanggungjawab dalam hal ini pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan santunan dan rehabilitasi psikis bagi para korban.
"Begitupun bagi anak-anak yang orangtuanya meninggal saat tragedi ini butuh dukungan negara, karena mereka mendadak jadi yatim atau bahkan yatim piatu, tulang punggung keluarganya ikut menjadi korban tewas dalam peristiwa ini," ujar Retno.
Diketahui, tragedi di Stadion Kanjurungan bermula dari laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).
Bertajuk derbi Jawa Timur, duel Arema FC vs Persebaya berlangsung ketat.
Lima gol tercipta dalam laga ini dengan hasil 3-2 untuk keunggulan Persebaya.
Baca juga: Ini Daftar Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan, Ada Eks Jampidum hingga Eks Pengurus PSSI
Hasil pertandingan derbi Jawa Timur ini ternyata tidak bisa diterima pendukung Arema FC.
Mereka kecewa dan langsung berhamburan masuk ke lapangan dengan meloncati pagar, membuat situasi tak terkendali.
Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan mengatasi kericuhan tersebut.
Situasi makin tak terkendali ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan menimbulkan korban yang tidak sedikit. Ratusan nyawa melayang.
Mayoritas korban jiwa meninggal akibat terinjak-injak dan sesak nafas karena gas air mata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.