JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diperebutkan menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Meski hingga kini masih menjadi kader PDI Perjuangan, Ganjar dilirik oleh sejumlah partai politik untuk diusung menjadi calon presiden di pilpres mendatang.
Sebutlah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sempat menyatakan membuka peluang untuk mengusung Ganjar.
Namun, hingga kini, KIB belum mendeklarasikan nama capres yang akan mereka usung.
Baca juga: Ganjar Pranowo di antara Megawati dan Surya Paloh Menuju Pilpres 2024...
KIB pun tersalip Partai Nasdem. Partai pimpinan Surya Paloh itu lebih dulu mengumumkan bursa capres Nasdem pada 17 Juni 2022.
Nama Ganjar Pranowo masuk sebagai salah satu capres Nasdem di samping nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Nasdem terang-terangan bahwa alasan mereka hendak mengusung Ganjar sebagai capres adalah karena politisi PDI-P itu punya elektabilitas besar.
"Ya itu lah rasionalitas berpolitik, bagaimana dua besar itu hampir di semua survei yang kami lakukan, dalam survei dapil yang kami lakukan, dua nama itu sangat dominan. Sehingga itu menjadi pilihan yang rasional bagi kami Partai Nasdem," kata Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya kepada wartawan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Surya Paloh Tak Ingin Hubungan Nasdem dan PDI-P Renggang karena Ganjar Pranowo
Lantas, seberapa besar elektabilitas Ganjar Pranowo sebenarnya?
Nama Ganjar memang kerap digadang-gadang menjadi calon presiden potensial di Pilpres 2024 karena elektabilitasnya melampaui sejumlah nama besar.
Menurut survei berbagai lembaga, elektabilitas Ganjar melampaui 20 persen. Angka tersebut kerap menempatkannya di urutan teratas survei elektabilitas capres, bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Survei terbaru Litbang Kompas yang digelar 26 Mei-4 Juni 2022 misalnya, memperlihatkan bahwa elektabilitas Ganjar terus meningkat beberapa waktu terakhir.
Gubernur Jawa Tengah itu mengantongi elektabilitas 22 persen, naik dibandingkan Januari 2022 yang hanya 20,5 persen.
Kendati demikian, Ganjar belum mampu mengungguli Prabowo yang elektabilitasnya mencapai 25,3 persen.
Padahal, bila dibandingkan dengan survei pada Januari 2022, elektabilitas Prabowo cenderung stagnan karena saat itu ia mengantongi 26,5 persen suara.