Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Charta Politika: Mayoritas Responden Anggap Kondisi Ekonomi Indonesia Buruk

Kompas.com - 25/04/2022, 17:52 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei yang diselenggarakan Charta Politika menunjukkan, mayoritas publik menganggap ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang buruk saat survei dilaksanakan pada 10-17 April 2022.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, jumlah responden yang menganggap kondisi ekonomi Indonesia memburuk pun bertambah dibandingkan survei terakhir pada Februari 2022.

"Kalau kita lihat memang terjadi penurunan dari penilaian baik terhadap kondisi ekonomi dan terjadi kenaikan dalam penilaian buruk terhadap kondisi ekonomi," kata Yunarto, Senin (25/4/2022).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 66,3 Persen Responden Anggap Pemerintah Tak Mampu Kendalikan Harga Bahan Pokok

Survei menunjukkan, jumlah responden yang menganggap kondisi ekonomi baik berkurang dari 35,8 persen pada Februari 2022 menjadi 28,7 persen pada April 2022.

Sementara, responden yang menilai kondisi ekonomi buruk bertambah dari 52,4 persen menjadi 56,4 persen pada kurun waktu yang sama.

Secara keseluruhan, pada April 2022 terdapat 3,4 persen responden yang merasa kondisi ekonomi sangat baik, baik (28,7 persen), buruk (56,4 persen), dan sangat buruk (9,7 persen).

Survei yang sama juga menunjukkan 47,6 persen responden menganggap kenaikan harga bahan-bahan pokok merupakan persoalan yang paling pokok untuk diselesaikan pada bidang ekonomi.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 7 dari 10 Responden Sulit Beli Kebutuhan Pokok

Masalah lain yang dinilai mesti dituntaskan antara lain kemiskinan (22,1 persen), pengangguran (11,1 persen), daya beli yang rendah (7,5 persen), dan meningkatnya hutang negara (5,7 persen).

Yunarto menjelaskan, dalam berbagai survei, masyarakat selalu menempatkan kenaikan harga bahan pokok, kemiskinan, dan penganggurna sebagai masalah utama yang harus diselesaikan.

Namun, ujar dia, kemiskinan dan pengangguran biasanya menjadi masalah prioritas di mata masyarakat jika survei dilakukan di situasi yang normal.

"Karena itu biasanya terkait dengan kondisi permanen yang mereka ingin negara bisa selesaikan," kata Yunarto.

"Ini ada pola yang menarik ketika ada kondisi inflasi yang mulai terasa naik dan memang ada kondisi keseharian yang terjadi dalam beberapa waktu yang cukup lama, memang kemudian kenaikan harga bahan pokok ini akan jadi pilihan pertama," imbuh dia.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Mayoritas Responden Anggap Pemerintah Lebih Fokus Bangun IKN ketimbang Ekonomi Rakyat

Yunarto melanjutkan, berdasarkan survei ini, 97 persen responden merasakan kenaikan harga bahan pokok.

Adapun bahan pokok yang harganya dirasakan mengalami kenaikan harga tertinggi menurut responden adalah minyak goreng (89,5 persen).

Survei ini dilakukan pada 10-17 April 2022 dengan responden sebanyak 1.220 yang dipilih melalui penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling).

Dengan jumlah sampel tersebut, survei ini memiliki margin of error sebesar ± 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com