Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Masyarakat Terbelah, Zulkifli Hasan Sedih Ada Cebong Vs Kampret, Buzzer Vs Kadrun

Kompas.com - 19/08/2021, 17:09 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, visi Indonesia emas pada 2045 hanya dapat diwujudkan jika semua pihak memiliki konsistensi dan komitmen bersatu, berdaulat, berorientasi pada kemakmuran, keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Hanya saja, Zulkifli menyayangkan kondisi yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir justru saling menajamkan perbedaan satu sama lainnya.

Ia pun menyentil adanya sejumlah pihak meracuni pikiran politik dengan logika elektoral yang menghalalkan segala cara.

"Pikiran politik kita diracuni oleh logika elektoral yang cenderung menghalalkan segala cara. Termasuk dengan memecah belah bangsa dan politik SARA, politik identitas," kata Zulhas dalam acara pidato kebangsaan Ketua Umum PAN memperingati 50 Tahun The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Kemerdekaan Tak Tiba-tiba, Zulkifli Hasan Ajak Merefleksikan Perjuangan Pahlawan

Selain itu politik identitas juga bahkan membuat perbedaan iman, perbedaan suku, hingga mayoritas dan minoritas yang kembali diperdebatkan.

Ia juga menyentil adanya kubu-kubu yang diakibatkan kontestasi elektoral Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yaitu kubu Cebong dan Kampret.

"Mayoritas minoritas dibenturkan. Aku Pancasila dikontraskan dengan kamu bukan Pancasila. Cebong vs Kampret, Buzzer vs Kadrun. Sedih kita," tutur Zulhas.

Atas kondisi yang terjadi saat ini, Zulhas menilai adanya kemunduran yang terjadi pada bangsa akibat keterbelahan di masyarakat.

Baca juga: Soroti Buzzer dan UU ITE, Busyro Sebut Situasi Bergerak ke Neo Otoritarianisme

Ia menyayangkan kondisi tersebut masih terjadi meski Indonesia sudah 76 tahun meraih kemerdekaan.

"Padahal kita sudah 76 tahun merdeka. Kenapa musti mundur lagi? Apa yang terjadi di Tanah Air kita belakangan ini?" tanya dia.

Oleh karena itu, Zulhas mengajak semua pihak untuk meneguhkan kembali janji kebangsaan Indonesia yaitu mewujudkan persatuan, kedaulatan, kemakmuran, keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Ia menambahkan bahwa Indonesia sejatinya telah memiliki landasan yang kokoh dan dasar-dasar yang kuat untuk menuju Indonesia 100 tahun.

Baca juga: Fraksi PAN Minta Wacana Amendemen UUD 1945 Tidak Terburu-buru

Indonesia akan mampu menyongsong menjadi negara maju pada tahun 2045. Namun dengan syarat, perbedaan tersebut tidak dipertajam melainkan mempererat komitmen persatuan dan kesatuan.

"Jika kita konsisten dan berkomitmen memegang teguh Indonesia bersatu berdaulat, berorientasi pada kemakmuran keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu maka impian Indonesia menjadi negara besar dengan prestasi gemilang Insya Allah akan terwujud," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Soal Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra Sebut Sudah Komunikasi dengan Puan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com