JAKARTA, KOMPAS.com - Para pekerja migran Indonesia yang bekerja di Sabah dan Sarawak mengaku belum tahu informasi terkait rencana penjemputan yang dilakukan Pemerintah Indonesia akibat wabah Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan salah seorang pekerja migran resmi yang bekerja di sebuah pertambangan batu di Sarawak, Malaysia, Mujianto.
"Yang ada di Sabah dan Sarawak belum tahu beritanya (informasinya)," ujar Mujianto ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (7/4/2020).
Mujianto mengatakan, informasi penjemputan yang diterimanya baru sekadar untuk pekerja migran yang berada di semenanjung Malaysia.
Mujianto mengungkapkan, sejumlah pekerja migran mengaku ingin dijemput dan dapat kembali ke kampung halamannya masing-masing, baik itu pekerja migran legal maupun ilegal.
"Sebagian ada yang menunggu sampai ada kerja lagi, sebagian ada yang ingin pulang juga," kata dia.
Baca juga: Pulang dari Malaysia Lewat Jalur Tikus, 20 TKI Ilegal Diamankan di Sumatera Utara
Diberitakan sebelumnya, sebanyak tiga KRI Landing Platform Rock (LPD) disiagakan di Batam, Kepulauan Riau, guna mengangkut kepulangan 20.000 pekerja migran di Malaysia.
"Kemarin sudah disampaikan dari Kemenko Maritim, bahwasanya akan ada 20.000 personel (pekerja migran dari Malaysia)," ujar Yudo di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/4/2020).
Yudo menjelaskan, ketiga KRI itu disiagakan untuk mengangkut pekerja migran dengan tujuan Pulau Jawa dan Kota Makassar.
Baca juga: Pemprov Kaltara Minta Bantuan Pemerintah Pusat untuk Karantina TKI yang Pulang dari Malaysia
Dia mengatakan, penempatan tiga KRI itu di Batam dengan alasan agar bisa langsung bergerak apabila sudah ada keputusan waktu penjemputan.
"Jadi sewaktu-waktu digunakan untuk mengangkut personel, khususnya yang ke Jawa sudah siap semuanya di Batam," ujar Yudo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.