Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Akan Selaraskan Pemberantasan Korupsi dengan Program Pemerintah

Kompas.com - 17/12/2019, 17:16 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan, arah program pemberantasan korupsi ke depan akan diselaraskan dengan program-program pemerintah.

Sebab, KPK berdasarkan undang-undang hasil revisi berada pada rumpun eksekutif.

"Supaya sejalan. Nanti, jangan sampai KPK arahnya ke mana, pemerintah arahnya ke mana," kata Alex dalam konferensi pers Kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi 2016-2019, Selasa (17/12/2019).

Baca juga: Sekjen PPP Sebut 4 Nama Ini Layak Dipertimbangkan Presiden Jadi Dewas KPK

Hal itu akan dilakukan saat dirinya resmi kembali menjabat sebagai pimpinan KPK periode 2020-2023.

Alex bersama Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron, dan Nawawi Pomolango diketahui akan menjadi Wakil Ketua KPK mendampingi Ketua KPK terpilih, Firli Bahuri.

Terlebih lagi, lanjut Alex, Indonesia sudah memiliki Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Menurut Alex, pencegahan harus menjadi fokus dari pemberantasan korupsi.

"Kemarin-kemarin Pak Presiden juga sudah menyampaikan apa fokus pemerintah lima tahun ke depan. Dia bilang infrastruktur jadi fokus, kemudian peningkatan SDM, dan yang penting lagi terkait investasi," ujar Alex.

Baca juga: Selama 4 Tahun, KPK Dorong Optimalisasi Pendapatan Daerah Sebesar Rp 29 Triliun

"Termasuk yang jadi perhatian itu impor minyak harus ditekan, karena itu cukup banyak sekali menyita devisa negara," lanjut dia.

Oleh karena itu, KPK juga fokus mendukung program-program pemerintah tersebut secara maksimal melalui upaya pencegahan.

"Kita berupaya menekan kebocoran, penyimpangan, kecurangan, terkait fokus-fokus kegiatan yang menjadi perhatian pemerintah," ujar dia.

Alex juga menegaskan, KPK tetap melanjutkan fungsi koordinasi dan supervisi pencegahan dalam delapan fokus kegiatan dengan berbagai pemerintah daerah.

Delapan hal yang dimaksud, yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pengadaan barang dan jasa, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), penguatan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), manajemen Dana Desa, optimalisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD), dan manajemen aset daerah.

Baca juga: Selama 4 Tahun, KPK Gelar 87 OTT dan Jerat 327 Tersangka

"Kita kan banyak sekali melakukan tangkap tangan atau menindak kepala daerah, itu tetap akan kita lakukan dengan delapan program pencegahan yang saat ini sudah berjalan, dan itu kita sinkronisasi dengan Stranas Pencegahan Korupsi," ujar dia.

Di sisi lain, Alex mengaku ke depannya KPK akan menggiatkan iklan layanan masyarakat. Menurut dia, pada periode 2016-2019 ini, KPK sangat jarang membuat iklan layanan masyarakat.

"Sangat jarang sekali saya lihat iklan KPK di TV atau iklan KPK di media, yang saya sering lihat hanya berita-berita penindakan. Mungkin ini ke depan saya dan pimpinan yang lain akan mendorong iklan layanan masyarakat," kata dia.

Hal itu untuk mengingatkan masyarakat soal bahaya korupsi dan mendorong mereka terlibat secara aktif mengawasi tata kelola di pemerintahan setempat dari lingkungan terdekat.

Baca juga: Pimpinan KPK Berharap Firli Cs Tak SP3 Kasus yang Belum Tuntas

"Ke depan, hal seperti itu kita upayakan supaya bisa dilakukan pencegahan sejak dini, sebelum kita melaksanakan penindakan," ujar dia.

Meski demikian, Alex belum bisa bicara secara rinci soal rencana KPK selama empat tahun ke depan. Sebab, pimpinan saat ini masih berkoordinasi dengan pimpinan baru untuk sinkronisasi kinerja ke depannya.

"Sedang kita bicarakan. Mungkin bulan Januari kita akan ketemu dengan seluruh pejabat struktural, kita bicarakan strategi spesifik empat tahun ke depan seperti apa," kata dia.

 

Kompas TV

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para jajarannya untuk belajar dari negara lain dalam pemindahan ibu kota. Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa tidak ingin ibu kota baru yang terletak di Penajam Passer Utara-Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menjadi ibu kota yang sepi dan mahal saat sudah selesai dibangun.

"Kita harus belajar dari pengalaman-pengalaman beberapa negara yang pindah ibu kotanya tapi jadi mahal. Ini jangan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/12/2019).

Jokowi pun mengingatkan agar perpindahan ibu kota yang dilakukan ini jangan dilihat sebagai sekadar perpindahan kantor pemerintah. Hal ini karena Jokowi ingin pemindahan ibu kota menciptakan transformasi besar-besaran dalam berbagai aspek.

"Mulai dari pindah cara kerja, budaya kerja, sistem kerja dan juga perpindahan basis ekonomi. Sehingga saya sampaikan kemarin juga bahwa sebelum kita pindah, sistemnya sudah ter-instal dengan baik," kata dia 

#IbuKotaBaru #Jokowi #Kaltim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com