JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan bahwa ia siap kapan pun untuk komunikasi dengan Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Hal itu ia sampaikan usai ditanya dalam sebuah wawancara stasiun televisi tentang rencana silaturahim dengan Megawati yang hingga kini belum terlaksana.
Prabowo hanya singkat menjawab pertanyaan tersebut.
"Ya saya katakan itu kan nanti, sesuai dengan kenyamanan masing-masing, dalam arti, ya saya setiap saat siap untuk berkomunikasi," kata Prabowo dikutip dari YouTube TV One News, Kamis (23/5/2024).
Namun, ia tak merinci lebih jauh mengapa pertemuannya dengan Megawati belum juga terjadi.
Baca juga: Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu
Prabowo juga ditanya tentang presidential club yang disebut-sebut akan dibentuk olehnya.
Namun, Ketua Umum Partai Gerindra ini justru heran karena merasa tidak pernah mengatakan ingin membentuk presidential club.
"Saya tidak tahu dari mana istilah presidential club. Saya tidak pernah bicara presidential club sebetulnya. Tapi mungkin ada orang yang dengar pemikiran saya, menganalisa bahwa itu club," ujar Prabowo.
Dia lantas menghitung jumlah presiden RI yang masih hidup adalah tiga orang, yakni Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang masih menjabat.
Jika dirinya direstui dan resmi dilantik menjadi presiden, kata Prabowo, maka presiden RI yang masih hidup ada empat orang.
"Empat ya enggak usah bikin club lah. Minum kopi saja kan bisa. Benar enggak? Ya kan. Enggak usah terlalu dibesar-besarkan, pakai istilah club lah," imbuh Prabowo seraya tertawa.
Baca juga: Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja
Pada intinya, Prabowo mengaku ingin komunikasi antar para presiden RI terus terjaga.
Dia meyakini pandangan dan masukan dari para presiden RI sebelumnya bisa membantu bangsa Indonesia ke depannya.
Bila ada kekurangan-kekurangan yang mengganggu hubungan di antara presiden, menurut Prabowo, harus dikesampingkan.
Menurut Prabowo, sebagai seorang pemimpin, ia akan mengesampingkan perasaan pribadi.