Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Terancam Hilang 2024, Humphrey Djemat Nilai Penyatuan Partai Mutlak

Kompas.com - 24/11/2019, 19:48 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat memastikan bahwa penyatuan kembali PPP merupakan suatu hal yang mutlak.

"Penyatuan ini suatu hal mutlak yang harus dilakukan, karena kalau tidak PPP pada 2024 bisa hilang," ujar Humphrey di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Minggu (24/11/2019).

Hal tersebut disampaikan Humphrey menyusul rencana PPP yang terpecah pasca-Pilpres 2014 dan akan kembali menyatu dengan melakukan musyawarah kerja nasional (mukernas).

Penyatuan atau islah yang dimaksud adalah penyatuan kubu Humphrey Djemat sendiri dengan kubu dari Pelaksana Tugas Ketua Umum DPP PPP saat ini, yakni Suharso Monoarfa yang juga Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional.

Baca juga: Tempuh Jalur Hukum, PPP Kubu Romy Akan Laporkan PPP Versi Muktamar Jakarta

Rencananya, kedua kubu akan melaksanakan mukernas di kubu masing-masing dengan saling mengundang bersama untuk mencapai kesepakatan menggelar muktamar.

"Pernyataan PPP sudah lebih jelas lagi sekarang dibanding sebelumnya, karena ada satu kondisi yang mengarah menentukan hal tersebut (muktamar) yaitu kondisi pemilu kemarin, karena PPP nyaris tidak lolos," kata Humphrey.

"Pemikiran yang mendasar ini sudah sama antara saya dan Pak Suharso bahwa kita harus kerja sama yang baik supaya PPP bisa selamat di 2024," ujar dia.

Namun nantinya, kata dia, muktamar yang akan dilaksanakan bersama itu tidak akan sekedar menjadi bagi-bagi posisi di kalangan elite PPP.

Sebab, perpecahan di tubuh PPP saat ini dikatakannya sudah sangat sempurna karena sudah mencapai struktur paling bawah, yakni tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC) di seluruh wilayah.

"Jadi ini memang butuh satu keikhlasan dari para pihak yang sekarang punya posisi di kedua belah PPP untuk bagaimana menyatukan PPP dan ini butuh waktu. Tapi saya yakin bisa karena sudah ada keinginan yang kuat menyatukan ini," kata dia.

Baca juga: Muktamar Islah PPP pada 8-11 April 2016

Apalagi, ketika dia dan Suharso Monoarfa bertemu dengan mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz beberapa waktu lalu, keduanya disambut positif.

"Beliau bilang, kalau dua ketua umum sudah hadir, secara bersama-sama ini berarti sudah selesai masalah PPP dalam arti niatnya. Tapi tentu harus dibicarakan di mukernas masing-masing," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com