Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Keterlibatan Asing di Kerusuhan Papua Ada, tetapi Bukan Negara

Kompas.com - 04/09/2019, 15:53 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan di Papua dan Papua Barat sangat mungkin ada, tetapi tak mewakili negara secara langsung.

"Asing mungkin iya (ada). Bukan negara. Bedakan asing dan negara," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Ia mencontohkan peristiwa pendeportasian empat WNA dari Australia yang terbukti ikut demonstrasi di Sorong, Papua Barat.

Baca juga: Satu Lagi WN Australia yang Terlibat Demo di Sorong Papua Dideportasi

Menurut Kalla, keempatnya merupakan pihak asing yang kedapatan ikut mengintervensi kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Namun, mereka tak mewakili Australia.

"Buktinya di Manokwari (Sorong) kemarin ada tiga (empat) WN (Warga Negara) Australia ikut demo. Kemudian Benny Wenda di Inggris memberi instruksi atau apa, dia kan bukan WNI sudah WN Inggris. Orang asing juga berati itu campur tangan," lanjut dia.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengakui bahwa kelompok masyarakat yang terlibat dalam aksi anarkistis di Papua dan Papua Barat memiliki hubungan dengan organisasi di luar negeri.

"Ada. Kita sama-sama tahu dari kelompok-kelompok ini ada hubungannya dengan network di internasional," kata Jenderal Tito di acara Hari Jadi Ke-71 Polwan, di Jakarta, Minggu (1/9/2019).

Belakangan, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menyebut tokoh separatis Papua Benny Wenda berada di balik kerusuhan Papua dan Papua Barat.

Baca juga: Alissa Wahid: Persoalan Papua, Rasa Tak Percaya terhadap Pemerintah

"Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," ujar Moeldoko di kantornya, Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/9/2019).

Selain itu, Empat WNA asal Australia yang dideportasi tersebut adalah Baxter Tom (37 tahun), Davidson Cheryl Melinda (36), Hellyer Danielle Joy (31), dan Cobbold Ruth Irene (25).

Dalam keterangan yang diterima Kompas.com, keempat WNA tersebut dideportasi karena kedapatan mengikuti aksi unjuk rasa menuntut kemerdekaan Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com