Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Sebut Indonesia Kekurangan Pengusaha Muslim

Kompas.com - 29/07/2019, 14:31 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai Indonesia kekurangan pengusaham muslim. Hal itu disampaikan Wapres saat membuka Rapat Kerja Nasional Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) di The Media Hotel, Jakarta, Senin (29/7/2019).

Kalla mengatakan, sedikitnya jumlah pengusaha muslim berakibat pada minimnya dana zakat yang terkumpul. Akibatnya, upaya perbaikan ekonomi berjalan lambat.

"Kelemahan kita sebagai umat Muslim ialah kekurangan pengusaha," ujar Wapres.

Baca juga: Kelakar Maruf Amin, Terpaksa Jadi Wakil Presiden Gantikan Jusuf Kalla

"Jadi kenapa kita berbicara zakat agak kurang karena kita kekurangan pengusaha membayar zakat," lanjut dia.

Ia berharap jumlah pengusaha muslim ke depan terus bertambah sehingga dana zakat yang terhimpun semakin besar.

Hal tersebut, kata Kalla, akan membantu pemerintah dalam membangun perekonomian.

Kalla menambahkan, keberadaan pengusaha baru juga membantu pemerintah dalam meningkatkan target penerimaan pajak. Dengan adanya pengusaha baru, kata Kalla, jumlah pajak usaha yang dibayarkan semakin banyak.

Baca juga: Wapres: Ibu-ibu daripada Bergosip Lebih Produktif Jadi Pengusaha

"Tentu para pengusaha lah yang maju yang dapat membayar pajak yang dapat tentu memajukan negeri ini. Karena tanpa pajak tidak mungkin negeri ini maju. Tanpa orang bekerja tidak mungkin negeri ini makmur," kata Kalla.

"Itulah harapan saya sekali lagi agar semuanya memberikan semangat. Marena modal pertama daripada pengusaha bukan modal (uang) tapi semangat. Kalau modal (uang) menjadi utama maka banyak orang jadi pengusaha. Tapi yang kurang adalah semangat berusaha," tambah Wapres.

Kompas TV Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan agar pemerintah jangan banyak berutang karena utang akan berdampak pada inflasi yang terjadi di masyarakat. Wapres Jusuf Kalla menerangkan defisit anggaran akan menciptakan utang jika pemerintah berhutang banyak akan mengganggu perederan uang dan membuat Bank Indonesia harus menambah suplai uang ke pasar. #jusufkalla
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com