GARUT, KOMPAS.com - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengaku tak khawatir ditinggal para pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahokers usai beredarnya video terkait pernyataannya yang menyebut Ahok sumber konflik.
"Ya enggak (khawatir) lah," ujar Ma'ruf di sela rangkaian kampanye terbuka di Garut, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019).
Ia mengatakan, video tersebut dipotong sehingga konteks pernyataannya itu dihilangkan. Dalam video tersebut, Ma'ruf mengungkapkan saat itu ia diajak oleh sekelompok pemuka agama untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres.
Baca juga: Klarifikasi Maruf Amin Soal Videonya yang Menyebut Ahok Sumber Konflik
Ma'ruf mengatakan, ajakan para pemuka agama tersebut berangkat dari kekalahan Ahok di Pilkada DKI Jakarta.
Ia meyakini pendukung Ahok sedianya masih ingin mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Karena itu, ia meyakini para pendukung Ahok tetap akan mendukungnya dan Jokowi meskipun video tersebut beredar.
"Justru waktu itu mau memindahkan untuk tak dukung Pak Jokowi. Jokowi mau disamakan dengan Ahok. Lah bagi saya berbeda konteksnya, beda, enggak sama," lanjut Ma'ruf.
Baca juga: Maruf Amin: Ahok Sudah Kena Hukuman, Masa Jadi Wakil Presiden
Ma'ruf sebelumnya menyatakan videonya yang beredar di media sosial saat menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sumber konflik, dipotong.
Karena dipotong, Ma'ruf merasa makna sesungguhnya dari ucapan tersebut tidak utuh dan menjadi bias.
"Ya saya kira videonya enggak utuh dia. Kalau utuh kan tahu orang (makna sesungguhnya)," ujar Ma'ruf saat di sela rangkaian acara kampanye terbuka di Garut, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019).
Baca juga: 5 Fakta Maruf Amin Batal Ziarah di Pamekasan, Diadang Massa hingga Imbauan Sandiaga
Ma'ruf menyatakan, ada konteks yang dihilangkan dalam video tersebut. Ia menceritakan pernyataannya dalam video tersebut dilatar belakangi oleh kunjungan para pemuka agama yang mengajaknya untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2019 sebagai saingan capres petahana Joko Widodo.
Ajakan tersebut, lanjut Ma'ruf, berangkat dari kesuksesan Anies mengalahkan Ahok di Pilkada Jakarta 2017.
Ma'ruf lantas menolak ajakan tersebut. Ia menilai Jokowi tidak seperti Ahok sehingga ia lebih memilih mendukung Jokowi.
"Saya tak setuju, saya bilang, kalau Ahok itu, saya waktu itu menggunakan istilah itu apa namanya, sumber konflik. Terjadi konflik itu karena Ahok. Oleh karena itu tentu Ahok ya kita harus cegah. Kalau dia terus (jadi Gubernur), menjadi konflik, akan (terus) bangsa ini berkonflik," lanjut Ma'ruf.