Ini Kendala Satgas Tinombala dalam Mengejar Kelompok Ali Kalora

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala terus mengejar kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menuturkan, tim terkendala medan yang berat, seperti gunung dan hutan.

“Kendala hanya kondisi geografis yang bergunung-gunung, hutan lebat, dan luas. Tapi itu tidak menyurutkan semangat Satgas Tinombala untuk terus melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali kalora cs,” ujar Dedi saat dihubungi, Senin (7/1/2019).

Dedi mengatakan, kelompok Ali Kalora menguasai karakter medan wilayah setempat.

Baca juga: 10 Anggota MIT Ali Kalora yang Diburu Polisi

Meski demikian, pekan ini, polisi telah menyiapkan teknologi dan pasukan yang memiliki kemampuan perang di hutan untuk mengejar kelompok MIT pimpinan Ali Kalora di wilayah Parigi Moutong.

“Polri dan TNI tidak menutup kemungkinan apabila diperlukan suatu pengejaran secara masif nanti akan didatangkan pasukan-pasukan yang memiliki teknologi dan kemampuan perang hutan,” kata Dedi di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (4/1/2019).

Pengejaran dilakukan menyusul penembakan terhadap dua polisi yang tengah membawa jenazah korban mutilasi di Dusun Salubose, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.

Baca juga: Kejar Ali Kalora Cs, Polisi Terjunkan Pasukan Ahli Perang Hutan

Sebelumnya, aparat yang tengah membawa jenazah RB alias A (34), warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng, ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga kelompok Ali Kalora, pada 31 Desember 2018.

Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan.

Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan sehingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso, terluka.