JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali menyinggung soal ruwetnya regulasi di Indonesia sehingga menghambat pengambilan keputusan.
Di dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018), Presiden mengatakan, perunahan dunia sedemikian cepatnya.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kebijakan yang dapat diputuskan dengan sesegera mungkin.
Namun berdasarkan pengalaman, baik ketika menjabat kepala daerah maupun sebagai Presiden, keinginannya untuk memutuskan sesuatu dengan cepat kerap kali terbentur regulasi sendiri.
"Sedih saya kadang-kadang. Kepengin cepat tapi, Pak Undang-Undang itu enggak boleh. Gubernur ingin cepat, Pak hati-hati, perdanya enggak boleh. Lah ini semuanya enggak boleh, bagaimana kita bisa berlari cepat?" ujar Jokowi.
Baca juga: Mulai 2019, Jokowi Dorong Memperbanyak Agen Transformasi
"Perubahan dunia sangat cepat seperti sekarang, kita butuh kebijakan yang bisa diputuskan cepat. Bukan justru kita memproduksi regulasi sebanyak-banyaknya yang justru mempersulit kita sendiri dalam mengantisipasi perubahan yang ada," lanjut dia.
Presiden Jokowi pun berkeinginan agar fleksibilitas dalam mengambil sebuah keputusan di dalam birokrasi pemerintahan bisa seperti pada perusahaan swasta.
Bahkan, ia ingin sekali pemerintah punya prinsip yang sama seperti pada perusahaan swasta, yakni "almost without rules..."
"Kalau bapak ibu lihat, sekarang ini sudah banyak yang namanya company almost without rules. Saya juga ingin government almost without rules," ujar Jokowi.
"Jadi pak gubernur, pak bupati, pak wali kota, pak menteri, jangan banyak-banyak memproduksi regulasi yang akan menjerat kita sendiri, untuk tidak cepat, tidak lincah, tidak fleksibel dalam menghadapi perubahan yang ada," lanjut Jokowi.
Presiden mengingatkan bahwa ke depan, bukan lagi negara kuat yang akan mengalahkan negara yang lemah. Bukan pula negara besar yang akan mengalahkan negara kecil. Melainkan negara cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.