Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi dan Mahathir Bicarakan soal Mengatasi Kelompok Politik yang Tak Terima Kekalahan

Kompas.com - 29/06/2018, 19:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berbincang tentang persoalan politik dalam negeri saat bertemu di Istana Presiden Bogor, Jumat (29/6/2018).

"Kami berbincang mengenai cara-cara mengatasi masalah politik dalam negara demokrasi ini," ujar Mahathir dalam pernyataan pers bersama di penghujung kunjungan kenegaraannya.

Baca juga: Bertemu Mahathir, Megawati Bergurau Tanya Strategi Kemenangan Pilpres Malaysia

Ia melanjutkan, salah satu bentuk persoalannya adalah kelompok politik yang hanya siap menang namun tidak menerima kekalahan.

"Satu daripada masalah yang kita lihat, berlaku di negara yang baru terima demokrasi adalah, cuma ingin menang mereka. Tak mau kalah sama sekali," ujar dia.

"Kalau kalah, diadakan demonstrasi, diadakan strike, diadakan huru hara," lanjut dia.

Baca juga: Setelah Bertemu Jokowi, Mahathir Bersua Megawati

Menurut dia, kelompok politik yang demikian berarti belum dewasa dalam berdemokrasi.

Pria yang kini berusia 92 tahun tersebut menegaskan, dalam sebuah kontestasi politik tentu ada yang menang dan yang kalah.

Kelompok yang kalah, lanjut dia, harus menerima kekalahan. Apabila ingin bertarung lagi di dalam kontestasi politik berarti harus menunggu momentum yang tepat terlebih dahulu.

Baca juga: Mahathir Janji Beri Anak-anak TKI di Malaysia Pendidikan Layak

Mahathir pun berharap agar Indonesia dan Malaysia harus saling mendukung dalam hal kedewasaan politik.

"Hari ini kita sibuk memulihkan negara kita seperti semula. Insya Allah ini akan kita teruskan dengan dasar-dasar, terutama dengan luar negeri di mana yang diutamakan adalah persahabatan dengan negara Jiran Indonesia," ujar dia.

Kompas TV Selain membahas persoalan tenaga kerja Indonesia, keduanya juga membicarakan kerja sama di perbatasan Indonesia dan Malaysia.   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com