Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati Saat Jadi Delegasi Termuda Konferensi Gerakan Non-Blok Pertama

Kompas.com - 17/04/2018, 16:10 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri sempat menceritakan pengalamannya saat menjadi delegasi termuda dalam Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok di Beograd, Serbia, tahun 1961. Saat itu ia mendampingi ayahnya, Presiden pertama RI Soekarno.

Menurut Megawati, ketika hadir dalam konferensi umurnya masih berusia 14 tahun.

"Saya adalah delegasi termuda. Masih terekam jelas dalam ingatan bagaimana peristiwa penting itu terjadi, yang juga membentuk karakter saya dalam berpolitik," ujar Megawati saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku 'Pidato 29 Pemimpin Asia Afrika di Konferensi Asia Afrika 1955' di Auditorium LIPI, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

(Baca juga: Peringati 63 Tahun KAA, LIPI Terbitkan Kumpulan Pidato Pemimpin Asia-Afrika)

Megawati mengungkapkan bahwa dirinya rindu perdebatan argumentatif para pemimpin bangsa yang penuh martabat, saling menghormati sekaligus rasional dan penuh belarasa.

"Saya saksikan, saya ikuti dan saya catat langsung perdebatan antara tokoh tokoh pelopor Gerakan Non-Blok," ungkapnya.

Selain Soekarno, dalam konferensi tersebut hadir Presiden Yugoslavia Joseph Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Naser dan Presiden Ghana Kwame Nkrumah.

Kelima tokoh tersebut memainkan peran penting pula dalam Sidang Umum PBB ke XV.

"Saya jadi delegasi termuda waktu itu. Saya harus duduk dengan Nasser dan Nehru, rasanya usia saya tambah tua," kata Megawati.

(Baca juga: Tiga Pidato Soekarno Diajukan Jadi Arsip Warisan Dunia UNESCO)

 

Dalam pidatonya di KTT Gerakan Non-Blok, lanjut Megawati, Soekarno menegaskan bahwa politik non-blok adalah pembaktian negara-negara secara aktif kepada perjuangan untuk kemerdekaan, perdamaian, keadilan sosial dan kebebasan untuk merdeka.

Kemudian mereka menyepakati lima basis prinsip Gerakan Non-Blok, yakni menghormati integrasi teritorial, perjanjian non agresi, tidak intervensi urusan dalam negeri, kesetaraan dan menjaga perdamaian.

"Berdasarkan prinsip-prinsip itu tersebut, Bung Karno dan Nehru ditugaskan untuk melakukan lobi diplomatik terhadap Amerika dan Rusia. Kedua negara itu akhirnya memutuskan untuk tidak menggunakan senjata nuklir dalam konflik Perang Dingin," ucapnya.

Kompas TV Peringatan ke-62 KAA di Bandung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com