Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati 63 Tahun KAA, LIPI Terbitkan Kumpulan Pidato Pemimpin Asia-Afrika

Kompas.com - 17/04/2018, 15:31 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia meluncurkan meluncurkan buku Pidato 29 Pemimpin Asia Afrika di Konferensi Asia Afrika 1955 (2018) di Auditorium LIPI, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Peluncuran buku tersebut merupakan bagian dari peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke 63. KAA diselenggarakan pada 18-24 April 1955 di Bandung.

Duta LIPI untuk Informasi Ilmiah Rieke Diah Pitaloka mengatakan, ide untuk mengumpulkan pidato para pemimpin Asia Afrika dalam satu buku, berangkat dari kekhawatiran atas dinamika politik saat ini.

Menurut Rieke, iklim politik saat ini telah masuk ke era post-truth, di mana emosi mengalahkan obyektivitas dan rasionalitas, serta cenderung menolak verifikasi fakta.

(Baca juga: Alasan LIPI Ajukan Tiga Pidato Soekarno sebagai Warisan Dunia UNESCO)

Kemudian opini publik digiring sedemikian rupa melalui skenario pembohongan yang direncanakan dengan sistematis.

"Berbeda sekali apa yang dilakukan pendiri bangsa yang juga merupakan politisi. Mari kita bandingkan dan belajar dari tokoh politik KAA. Bagi mereka kebenaran harus dapat diverifikasi," ujar Rieke dalam sambutannya di Auditorium LIPI, Jakarta, Selasa (17/4/2018).

Rieke mengatakan, kebenaran sejati memiliki tiga fungsi. Pertama, mengidentifikasi problematika yang berpengaruh pada kehidupan dan kemaslahatan rakyat di belahan dunia mana pun.

Kedua, merepresentasikan suatu kepentingan bersama, sebuah kesepakatan perjuangan bersama.

Ketiga adalah fungsi pengakuan bahwa suatu kebenaran adalah kebenaran yang bersifat universal ditinjau dari sudut apa pun.

"Tidak ada satu orang pun dapat menyangkal bahwa Dasa Sila Bandung yang dideklarasikan pada abad 20 adalah suatu kebenaran yang dapat diverifikasi melalui fakta sejarah yang terarsipkan. Oleh karena itu diakui sebagai Memory of The World UNESCO pada 2015," tuturnya.

(Baca juga: Tiga Pidato Soekarno Diajukan Jadi Arsip Warisan Dunia UNESCO)

Dalam acara tersebut hadir Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Menlu AM Fachir, Pelaksana Tugas Kepala LIPI Bambang Subiyanto, Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Mego Pinandito, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, dan rohaniwan Romo Benny Susetyo.

Selain itu, hadir pula politisi PDI-P Charles Honoris, Utut Adianto, Masinton Pasaribu dan sejumlah perwakilan negara sahabat.

Kompas TV Peringatan ke-62 KAA di Bandung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com